Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Militer Myanmar Siap Bebaskan 5.864 Tahanan dalam Program Amnesti

Militer Myanmarkan mengumumkan rencana pembabsan 5.864 tahanan, namun Aung San Suu Kyi belum disebut termasuk yang dibebaskan

4 Januari 2025 | 13.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah militer Myanmar pada Sabtu, 4 Januari 2025, mengumumkan akan membebaskan 5.864 tahanan, termasuk 180 tahanan WNA, di bawah program amesti menyambut HUT kemerdekaan Myanmar. Di antara mereka yang masih ditahan dalam penjara itu adalah pemenang Nobel bidang perdamaian Aung San Suu Kyi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suu Kyi, 79 tahun, divonis hukuman 27 tahun penjara atas 14 dakwaan, mulai dari penghasutan, penipuan hingga dugaan korupsi. Seluruh tuntutan hukum padanya itu, dibantah oleh Suu Kyi melalui pengacaranya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Negara yang dulu bernama Burma itu diselimuti gejolak politik sejak awal 2021, ketika militer Myanmar yang dipimpin Panglima Militer Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil dan menekan unjuk rasa pro-demokrasi lewat cara-cara yang kejam. Langkah ini malah menimbulkan pemberontakan bersenjata di hampir penjuru Myanmar.  

Pemerintah militer Myanmar rencananya akan menyelenggarakan pemilu pada tahun ini. Namun rencana itu secara luas dicemooh oleh kelompok-kelompok oposisi sebagai hal yang tidak masuk akal. Sedangkan Cina menyatakan dukungan terhadap upaya Myanmar dalam memastikan perdamaian, stabilitas dan pembangunan dalam negeri. Terlebih, Cina juga mendukung upaya Myanmar menyelenggarakan pemilu multipartai yang bebas dan adil.

Pada Agustus 2024, Myanmar memperpanjang aturan kondisi darurat selama enam bulan lagi untuk memberi lebih banyak waktu guna menyusun data sensus untuk daftar pemilih. Pemilu yang diusulkan Min Aung Hlaing  tersebut telah dicemooh secara luas sebagai tipuan dan hasilnya tidak mungkin diakui oleh sebagian besar negara Barat. Puluhan partai dibubarkan karena tidak mendaftar untuk ikut serta, termasuk Liga Nasional untuk Demokrasi, yang pemerintahannya digulingkan oleh militer Myanmar.
 
Banyak partai yang telah mendaftar dianggap sebagai perwakilan junta. Mereka secara terbuka mendukung agendanya dan mengutuk pemberontakan terhadap junta.

Myanmar juga masih belum memenuhi five point consensus yang telah disepakati pada 2021 dengan negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan krisis politik di Negara itu. Bukan hanya itu, negara-negara anggota ASEAN juga telah menugaskan Myanmar untuk mengadakan dialog inklusif antara pihak-pihak yang bertikai. Namun, langkah ini masih sulit diimplementasikan karena banyak pihak yang meminta syarat-syarat tertentu sebelum dialog dilakukan. 

Perang antara pemerintah militer Myanmar, dan kelompok-kelompok perlawanan bersenjata yang meluas menjadi perhatian utama ASEAN dan belum banyak membuat kemajuan dalam upaya menghentikannya. Reuters mencatat sekitar 18,6 juta orang, lebih dari sepertiga populasi Myanmar, diperkirakan membutuhkan bantuan kemanusiaan. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus