Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ancam Serbu Rafah, Israel Tuai Kecaman dan Ancaman Balik dari Mesir

Ancaman Israel untuk menyerang Rafah di tengah-tengah bulan Ramadan menuai kecaman dan peringatan akan konsekuensi yang mengerikan.

29 Februari 2024 | 14.26 WIB

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 27 Februari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 27 Februari 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, pada Jumat mengancam bahwa militer “pada akhirnya akan melancarkan serangan yang telah direncanakan” di Kota Rafah, Gaza selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Pertempuran juga akan berlanjut di masa depan, jauh di dalam wilayah musuh dan bukan di sepanjang perbatasan,” kata Gantz dalam pesan video yang dibagikan di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Antaranews, Gantz menegaskan bahwa IDF "pada akhirnya akan melancarkan serangan yang telah direncanakan" di Rafah, serta memperingatkan bahwa pertempuran akan berlanjut di masa depan, bahkan jauh di dalam wilayah musuh.

Peringatan Yordania

Dilansir dari jordantimes.com, Kementerian Luar Negeri Yordania memperingatkan tentang konsekuensi berbahaya dari rencana pendudukan Israel untuk menyerang Rafah di selatan Jalur Gaza yang dilanda Perang Israel-Palestina.

Mereka menekankan penolakan mereka terhadap pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka sendiri dan meminta agar perang di Jalur Gaza segera dihentikan.

Sufian Qudah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, menyerukan kepada komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya dan mengambil tindakan segera dan efektif untuk mencegah Israel melanjutkan perang yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ancaman dari Mesir

Sementara itu, Mesir telah memberi tahu Israel bahwa pengusiran massal Palestina dari Gaza akan memaksa Mesir untuk menarik diri dari perjanjian damai kedua negara tahun 1979.

Dilansir dari crisisgroup.org, para pejabat Mesir secara aktif mempertimbangkan untuk menangguhkan perjanjian 1979 jika Israel melakukan serangan di Rafah tanpa terlebih dahulu mengevakuasi penduduk sipil di Gaza.

Jerman turut prihatin

Jerman pada Senin waktu setempat, menyatakan keprihatinannya. Dia menegaskan kembali kebutuhan mendesak untuk jeda kemanusiaan di tengah-tengah kemerosotan dramatis situasi kemanusiaan di Gaza sebagai akibat dari serangan militer Israel yang telah menewaskan hampir 29.000 orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan kerusakan massal.

"Kami melihat pengumuman ini dengan keprihatinan," kata wakil juru bicara kementerian luar negeri Kathrin Deschauer dalam sebuah konferensi pers di Berlin seperti dikutip dari aa.com.tr.

Pernyataan Deschauer tersebut diamini oleh juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit yang menekankan "keprihatinan mendalam" negaranya atas rencana militer Israel untuk melakukan serangan darat di Rafah. Hebestreit menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sebagai "bencana".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus