Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lord Michael Levy, mantan penasihat Timur Tengah untuk Tony Blair, mengatakan kepada BBC Radio 5 Live kemarin: "Seluruh Timur Tengah berpotensi berada dalam situasi yang meledak. Dan jika hal itu terjadi ... seberapa jauh lagi hal itu dapat terjadi pada kita semua di dunia saat ini, pasti ada jalan keluarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya rasa tidak ada harapan untuk perdamaian dengan [Perdana Menteri Israel] Netanyahu yang berkuasa," tambahnya. "Saya ingin berpikir bahwa Netanyahu dapat menjadi bagian dari sebuah jalan yang positif ke depan. Sayangnya, saya rasa hal itu tidak mungkin terjadi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika Netanyahu tidak berada di pucuk pimpinan, "kita mungkin akan melihat pemandangan yang sangat berbeda di Israel," ujarnya, "mungkin ada harapan untuk solusi damai."
Penindasan yang terus menerus terhadap rakyat Palestina tidak dapat diteruskan jika Israel ingin hidup damai, jelasnya.
"Anda tidak dapat membuat suatu bangsa tertindas lebih lama lagi, dan teror yang terjadi pada rakyat Palestina harus dihentikan. Mereka harus memiliki masa depan."
Mantan Perdana Menteri Prancis Dominique de Villepin mengatakan kepada France Info kemarin bahwa tidak mungkin lagi menutup mata terhadap pembantaian yang terjadi di Timur Tengah, yang menempatkan seluruh wilayah itu dalam bahaya.
Komentarnya muncul di saat Netanyahu mencari "dukungan" dari Prancis dan negara-negara Barat untuk mengalahkan "musuh-musuh Israel".
"Setelah peristiwa 7 Oktober, kita semua mengakui hak Israel untuk menjamin keamanan dan mempertahankan diri. Namun, hak ini bukanlah lisensi tanpa batas untuk mengebom, mengintervensi, dan mengabaikan keamanan negara-negara tetangga," kata de Villepin.
"Israel kini terlibat dalam operasi yang tidak lagi dikontrolnya. Saat ini, ini adalah masalah kredibilitas Prancis dan komunitas internasional."
"Kita mungkin hanya tinggal menghitung hari dari respons Israel terhadap Iran, dan kita dapat dengan jelas melihat potensi untuk menyulut seluruh wilayah. Ya, keamanan Israel harus dipastikan, tentu saja, tetapi tidak dengan mendukung usaha sembrono Netanyahu. Kredibilitas kami juga dipertaruhkan karena apa yang terjadi di sana akan berdampak pada apa yang terjadi di sini," ia memperingatkan.
De Villepin menyimpulkan dengan mengatakan, "Netanyahu berusaha menampilkan dirinya sebagai pembela peradaban melawan kebiadaban. Kita tidak pernah sepenuhnya benar, dan kita juga tidak pernah benar untuk mengandalkan kekuatan saja. Hari ini, Netanyahu sedang melakukan apa yang Amerika coba lakukan setelah peristiwa 9/11. Saya merasa sangat menyesal bahwa Netanyahu berusaha untuk menyelesaikan situasi di kawasan ini dengan kekerasan, terutama ketika ada jalan lain yang tersedia."
MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: Menhan Israel Klaim Calon Bos Baru Hizbullah Sudah Tewas