Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa mengeluarkan peringatan keras kepada Lebanon. Ia mengklaim bahwa negara itu dapat menghadapi nasib yang sama seperti di Gaza jika terus membiarkan Hizbullah beroperasi di dalam perbatasannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataannya muncul saat militer Israel mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah di sepanjang garis pantai selatan Lebanon, mengerahkan pasukan tambahan dan menyarankan warga sipil untuk mengungsi dari wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidato video langsung kepada rakyat Lebanon, Netanyahu mendesak mereka untuk membebaskan negara mereka dari cengkeraman Hizbullah guna menghindari kehancuran lebih lanjut. "Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza," katanya.
"Saya katakan kepada Anda, rakyat Lebanon. Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir," kata Netanyahu.
Konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat setelah kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket ke kota pelabuhan Haifa, Israel. Serangan ini terjadi setelah militer Israel melaporkan bahwa 85 proyektil telah melintasi perbatasan dari Lebanon ke Israel. Hizbullah, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, mengancam akan terus menembaki kota-kota Israel jika serangan Israel terhadap pusat-pusat populasi Lebanon terus berlanjut.
Netanyahu juga mengklaim serangan udara Israel telah menewaskan dua calon pemimpin Hizbullah. Netanyahu berbicara dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya beberapa jam setelah wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengusulkan negosiasi gencatan senjata.
"Kami telah melemahkan kemampuan Hizbullah. Kami telah mengalahkan ribuan teroris, termasuk (Hassan) Nasrallah sendiri dan pengganti Nasrallah, serta pengganti dari penggantinya," kata Netanyahu pada Selasa, 8 Oktober 2024. Ia tak menyebutkan nama dua orang terakhir yang terbunuh dalam serangan Israel.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Hashem Safieddine, orang yang diharapkan akan menggantikan Nasrallah, mungkin telah dilenyapkan. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Israel mengetahui Safieddine berada di markas intelijen Hizbullah ketika jet tempur mengebomnya minggu lalu. "Status Safieddine sedang diperiksa dan ketika kami mengetahuinya, kami akan memberi tahu publik," ujarnya.
Safieddine menghilang sejak serangan udara Israel. Bentrokan dengan Hizbullah meletus sejak setahun terakhir. Kelompok itu adalah pasukan proksi Iran yang paling bersenjata di Timur Tengah dan mendukung militan Palestina yang berperang melawan Israel di Gaza.
"Saat ini, Hizbullah lebih lemah dibandingkan sebelumnya," kata Netanyahu.
Namun pernyataan Gallant dibantah oleh Naim Qassem. Ia mengatakan dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi bahwa kemampuan kelompok tersebut masih utuh dan para pejuangnya mendorong kembali serangan darat Israel, terlepas dari "pukulan menyakitkan" yang ditimpakan oleh Israel dalam beberapa minggu terakhir.
NDTV | REUTERS
Pilihan editor: Pilpres AS Bulan Depan, Kamala Harris Ungguli Donald Trump di Jajak Pendapat