Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angka pernikahan di Cina pada tahun lalu mengalami penurunan terbesar dalam catatan Negeri Tirai Bambu itu. Penurunan ini juga menunjukkan upaya Beijing mendorong muda-mudi Cina agar berumah tangga dan memiliki anak supaya populasi Cina tidak menurun, belum mempan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turunnya angka pernikahan di Cina sudah lama dipicu karena tingginya biaya untuk membesarkan anak dan pendidikan di Cina. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang melambat dalam beberapa tahun terakhir telah membuat lulusan sarjana susah mencari pekerjaan. Mereka yang sudah mendapat pekerjaan pun merasa tak aman dengan prospek jangka panjang masa depan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data yang dipublikasi Kementerian Kependudukan Sipil Cina memperlihatkan pada tahun lalu ada lebih dari 6.1 juta sejoli di Cina yang mendaftarkan pernikahan mereka. Jumlah itu turun 7.68 juta dibanding setahun sebelumnya.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya! Bahkan pada 2020 ketika wabah Covid-19 terjadi, angka pernikahan di Cina hanya turun 12.2 persen,” kata Yi Fuxian, ahli demografi dari Universitas Wisconsin-Madison
Angka pernikahan di Cina pada 2024 bahkan lebih sedikit dibanding angka pernikahan pada 2013 yang tercatat sebanyak 13.47 juta. Yi mengatakan jika trend ini masih berlanjut, maka ambisi politik dan ekonomi Cina akan rusak oleh demografi. Otoritas di Cina pun mengakui ini bahwa mendorong naiknya angka pernikahan dan memiliki anak telah menjadi hal yang mengkhawatirkan.
Cina adalah negara kedua di dunia yang memiliki populasi terbesar. Populasi Negeri Tirai Bambu itu saat ini 1.4 miliar dan saat ini menghadapi tingginya populasi lansia.
Angka kelahiran di Cina selama berpuluh tahun mulai 1980-2015 terus menurun karena kebijakan satu anak dan tingginya urbanisasi. Pada beberapa puluh tahun ke depan, populasi Cina bisa hanya 300 juta jiwa saja atau setara dengan populasi Amerika Serikat.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Jepang Bantu Kapal Patroli untuk Menjaga Perairan Sekitar IKN
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini