Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Apa yang kau cari, ben bella ?

Sekilas eks presiden aljazair i, ahmad ben bella yang digulingkan kolonel houari boumediene. setelah 14 tahun ditahan, ia dibebaskan presiden benjedid chadli. ia pendiri republik aljazair. (ln)

27 Juni 1981 | 00.00 WIB

Apa yang kau cari, ben bella ?
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BEBERAPA kendaraan berlapis baja mengepung Villa Joly -- kediaman Presiden Aljazair malam itu, 19 Juni 196 Sang Presiden digiring dari kamar tidurnya. Kup tak berdarah yang dipimpin Kolonel Houari Boumedienne berjalan tanpa halangan. Dan sejak hari itu orang tak lagi mendengar nama Ahmad Ben Bella, salah seorang pendiri dan kemudian presiden pertama Republik Aljazair. Tapi setelah 14 tahun, 1979, koh itu kembali menjadi berita. Bella dibebaskan -- dari hukuman an rumah -- oleh Presiden Aljazair Benjedid Chadli. Boumedienne meninggal setahun sebelumnya oleh penyakit darah yang aneh. Akhir-akhir ini, dunia Arab agak tergerak memperhatikan Ben Bella. Bekas presiden yang flamboyan itu seperti sedang memasang kuda-kuda untukiurus yang belum bisa ditebak. Ia makin sering mengeluarkan pernyataan -- yang cenderung berbau Islam. Apakah Ben Bella sedang melempangkan jalan tampil kembali? Anak petani dan pedagang kecil ini dilahirkan di Desa Maghinia, Oran, 25 Desember 1918. Menerima pendidikan Prancis -- bekas penjajah Aljazair -- di desa itu, kemudian di Tlemcen, tempat yang paling banyak berperanan, dalam membangkitkan kesadaran nasionalnya. Dalam Perang Dunia II ia berperan sebagai serdadu Prancis. Bahkan meraih dua bintang jasa: Croix de Guerre (1940) dan Medille Militaire (1944). Tapi berbagai kekecewaan yang menumpuk mendorong pemuda itu lebih dekat ke lingkungan pergerakan nasional. Setelah perang, ia menggabungkan diri dengan gerakan bahwa tanah Messali Hadj. Program mereka perjuangan bersenjata jangka pendek. Tertangkap merampok kantor pos di Oran, dalam usaha mengumpulkan dana, ia dijatuhi pemerintah kolonial hukuman delapan tahun penjara -- 1950. Tapi dua tahun kemudian melarikan diri. Menyelundup ke Mesir, dan berhasil mendekati Presiden Gamal Abdel Nasser. Bahkan Nasser menjanjikan "bantuan bgi revolusi" kepada pejuang itu. Tahun 1954 para pejuang-pelarian Aljazair di Mesir mengadakan pertemuan rahasia dengan teman-teman yang bergerak di tanah air. Berlangsung di Swiss, dan mengambil dua keputusan. Pertama: membentuk Front de Libertion Nationle (FLN). Kedua: mengobarkan perlawanan bersenjata menghadapi Prancis. Dengan demikian nama Ben Bella tak terpisahkan dari sejarah pembebasan Aljazair. Dia memainkan peranan penting dalam kepemimpinan FLN, yang kelak menjadi satu-satunya organisasi politik yang punya hak hidup di negeri itu. Dalam perjalanan menuju perundingan perdamaian dengan Perdana Menteri Prancis Guy Mollet, 1956, ia ditelikung. Enam tahun Ben Bella meringkuk dalam tahanan Prancis. Tapi karena itu namanya jadi bertambah harum. Ia tak terlibat dalam pelbagai kesalahan yang dilakukan FLN, bahkan terpilih sebagai presiden pertama - 1962. Ben Bella terhitung salah seorang tokoh terpandang di masa semangat 'the new emerging forces' sedang berkibar. Ia hampir memenuhi semua syarat yang diinginkan Soekarno: anti imperialis, pintar, relatif muda, dan tampan. Juga gemar mengambil langkah spektakular yang kadang mencengangkan. Misalnya: menghimbau kaum wanita Aljazair untuk menyerahkan intan permata mereka kepadanegara . . . Tapi para pengamat sudah lama tahu: ada keretakan antara Ben Bella dan Houari Boumedienne, kolonel berparu-paru satu yang juga kenyang menghirup asap mesiu perang antikolonial itu. Ternyata tepat. Boumedienne (dalam tulisan Arab nama ini berbunyi: Abu Madyan), yang hampir mutlak menguasai angkatan bersenjata, menyepak Ben Bella ke luar gelanggang. Kini, setelah 14 tahun pengasingan, jujurkah motif Ben Bella untuk tampil sebagai 'pejuang Islam'? "Bagaimana pun, ia menghadapi dua hambatan yang cukup besar," tulis wartawan Ali Waliken dalam Arabia: The Islamic World Review, Februari lalu. Pada dasarnya Ben Bella seorang politikus -- bukan pemikir. Yang bisa disebut pemimpin rohani dan cendekiawan sejati yang bicara tertang kebangkitan Islam di Aljazair, adalah Malek Bennabi (Bin Nabi), yang wafat 1974. Dan dalam pemerintahan. Ben Bella maupun Boumedienne, Malek pernah menerima ganjaran hukuman. Itu pertama. Kedua, sepak terjang Ben Bella ketika berkuasa tak begitu berkenan di hati kaum muslimin. Mulanya, tokoh-tokoh Islam negeri itu memang percaya kepada kepemimpinan FLN dalam periode angkat senjata. Tapi ketika Front bertambah kuat, mereka berangsur-angsur disingkirkan dari mesin pemerintahan Bahkan tak sedikit yang kemudian diterungku, paling tidak dicap "reaksioner". Proses sekularisasi dalam pada itu digerakkan dengan cepatnya. Dalam susunan yang berhubungan dengan masalah agama, Islam ditempatkan sebagai pengabdi negara semata. Seminar-seminar Islam berubah menjadi mimbar propaganda pemerintah. Para imam yang berpengaruh 'ditugaskan' ke daerah-daerah terpencil dan penuh rintangan. Pelajaran agama Islam dicoret perlahan-lahan, secara bertahap --dari kurikulum sekolah. Bahkan pembangunan masjid baru dihalangi sebisa-bisanya. Dan yang paling buruk, agaknya, ialah tindakan pemerintah memperkenalkan 'Islam resmi', yang secara licik menempatkan para ulama sebagai orang upahan. SEMUA proses ini berlangsung dalam masa jabatan Ben Bella," sambung Ali Waliken. "Dan ia sama sekali tidak memperlihatkan kesan berusaha mencegah." Sekarang keadaan di Aljazair memang tak lagi seburuk dulu. Sepuluh tahun lalu, hanya yang tua-tua tampak tekun mengunjungi masjid. Tapi sejak 1976 anak muda usia 10 - 20 tahun kelihatan rajin bersembahyang jamaah. Tiga puluh tahun di bawah Prancis, dan 18 tahun disetir pemerintah sekularis, bangsa sendiri, itulah keadaan negeri di Afrika Utara itu. Bahkan sastra mutakhir Aljazair kebanyakan ditulis dalam bahasa Prancis. Tapi situasi itu rupanya tak membuat loyo gerakan agama. Sampai akhirnya Presiden Bendjedid Chadli capek sendiri. Ia lalu mengambil beberapa langkah 'bersahabat'. Antara lain, mengizinkan para ulama mengemukakan pendapat secara terbuka. Sebuah isyarat lagi ialah keputusan pemerintah mendirikan Universitas Islam di Constantine. Tak heran bila seruan Ben Bella lebih banyak didengarkan dengan waswas oleh rakyat sendiri. Misalnya ketika ia mengumandangkan, bahwa "kaum musl imin mengemban tugas suci mempertahankan nilai-nilai luhur mereka, kalau perlu dengan kekerasan." Ketika Ben Bella jadi presiden dulu, seruan begitu bisa mengundang nasib celaka. la juga tak lupa mencela Barat-kebiasaan yang memang digemarinya sejak belia. "Barat yang kekenyangan itu sibuk sendiri dengan penyakit masyarakat konsumer seperti kanker, polio, jantungan dan sebagainya. Mereka tidak akan tertarik pada penyakit malaria, lepra atau penyakit kantuk."'Ben Bella masih tetap rajin menuding-nuding. Mungkin juga saatnya tidak begitu tepat lagi. Sebab sejak 1975, masih di houmedienne, suara kaum muslimin mulai didengarkan dalam merancang konstitusi. Setahun kemudian kekuatan Islam mencapai hasil besar. Ayat pertama konstitusi yang ditetapkan 1976 memang menyatakan "Aljazair adalah negeri sosialis." Tapi ayat kedua berbunyi: "Islam adalah agama negara" .... DENGAN latar belakang perang kemerdekaan yang diterjuninya secara penuh, tak syak lagi tokoh kharismatik Ben Bella memang masih memiliki sejumlah pendukung. Setelah ia disingkirkan pun, kelompok-kelompok yang tak senang kepada Boumedienne masih mengendap-endap menjumpainya untuk bertukar pikiran. Tapi di pihak lain, masa lampau itu pula yang merintangi langkahnya. Banyak cendekiawan Islam tak bisa lupa: proyek 'Islam resmi' itu, dialah yang membikinnya. Namun "sekalipun terlambat, dukungannya kepada nilai-nilai Islam pasti memperkuat tekanan atas rezim yang memerintah Aljazair sekarang," tulis Ali Waliken. Sebuah 'revolusi baru'? Pertumpahan darah? Angkat senjata lagi? Mudah-mudahan Aljazair tak membuka kancah kesengsaraan baru .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus