Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Apakah Cadangan Emas Dunia Bisa Habis?

Konsep "puncak emas" mengacu pada periode di mana produksi. Cadangan emas dunia terus meningkat sekitar 1,8 persen setiap tahun selama 1 abad terakhir

15 Mei 2023 | 12.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah cincin berusia berabad-abad yang diukir dengan gambar Kristen Awal tentang Yesus sebagai "Gembala yang Baik" yang ditemukan dari kapal karam di Kaisarea, dipajang di Yerusalem 22 Desember 2021. Cincin emas dengan batu permata hijau terukir dengan sosok anak laki-laki membawa domba jantan atau domba di bahunya ditemukan bersama dengan ratusan koin perak dan perunggu di dasar laut Mediterania dekat pelabuhan kuno Kaisarea. REUTERS/Ronen Zvulun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Emas merupakan salah satu jenis mineral paling berharga di Bumi. Logam mulia tersebut banyak disukai karena tidak akan berkarat dan tentu saja berpenampilan mewah. Secara teknis, emas juga memiliki sifat konduktivitas yang baik dan mudah dibentuk. Walau terlihat berlimpah, mungkinkah persediaan emas suatu saat akan habis?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fenomena “demam emas” telah terjadi dalam beberapa periode sepanjang abad ke-19 di Australasia, Amerika Utara dan Selatan, serta Afrika Selatan. Dari semua emas yang pernah ditambang sepanjang sejarah, sebanyak dua pertiganya diproduksi sejak 1950-an. Cadangan emas dunia terus meningkat sekitar 1,8 persen setiap tahun selama 1 abad terakhir.

Puncak Emas

Konsep “puncak emas” mengacu pada periode di mana produksi emas berhenti tumbuh. Dengan penurunan produksi sebesar 1 persen pada 2018—pertama kali sejak 2008—pasokan emas tidak lagi memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Hal ini membuat para ahli percaya bahwa cadangan emas dapat mencapai puncaknya setelah mengalami defisit global sebesar 460,3 ton pada 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun waktu perkiraan puncak emas ini mungkin sebab pandemi Covid-19 yang memperlambat operasi penambangan, ketidakmampuan industri untuk mencapai permintaan juga dapat dikarenakan kurangnya penemuan deposit emas dalam jumlah besar dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, angka defisit tahun 2021 sebenarnya tidak memperhitungkan cadangan emas daur ulang yang mampu menghasilkan 1.150 ton sepanjang tahun untuk menutupi defisit penambangan. Daur ulang emas hanyalah satu dari banyak cara memperoleh kembali kualitas mineral. Selama proses daur ulang berjalan, itu harus dapat mengimbangi penurunan hasil tambang dan memenuhi peningkatan permintaan.

Penemuan Emas Sejauh Ini

Sama seperti air, jumlah emas di Bumi hampir selalu sama karena sifatnya yang sangat sulit dihancurkan dan mampu didaur ulang. Perkiraan jumlah emas yang ditambang sepanjang sejarah sekitar 169.643 ton dengan total jumlah yang ditemukan sekitar 221.353 ton. Walau delapan kali lebih berat dari Patung Liberty, ratusan ribu ton emas itu sebenarnya bisa muat dalam kubus dengan panjang rusuk 23 meter.

Sekitar 2.500 hingga 3.000 ton emas ditambang setiap tahun, lebih dari 30 persennya berasal dari tambang Witwatersrand Basin di Afrika Selatan. Saat ini, China adalah negara penambang emas terbesar, sedangkan kompleks pertambangan emas tunggal terbesar adalah Tambang Emas Nevada milik Barrick Gold yang menghasilkan 99.223 kilogram per tahun.

Bagaimana dengan Emas yang Tersisa?

Emas ditemukan dalam kelimpahan 0,0013 bagian per juta di kerak Bumi. Walau itu tampak sangat jarang, logam mulia paling langka bahkan ditemukan hanya dengan 0,000037 bagian per juta.

Emas yang tersisa di dalam tanah bisa disebut sebagai “cadangan” jika bernilai ekonomis untuk ditambang dengan harga emas saat ini, atau “sumber daya” jika perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah perlu dijual dengan harga lebih tinggi.

Cadangan emas sendiri diperkirakan sekitar 51.700 ton—sekitar 20 persen dari emas telah ditemukan, tetapi belum ditambang. Ini semua cadangan emas yang diketahui saat ini berpotensi untuk ditambang hanya dalam waktu 17 tahun.

Namun, kemajuan dalam teknologi pertambangan membuat cadangan maupun sumber daya emas baru lebih mudah dan murah untuk ditemukan. Jadi sepertinya, seluruh emas Bumi akan sepenuhnya terjarah dalam waktu dekat.

Perusahaan pertambangan sekarang berbondong-bondong ke Victoria, Australia memasuki era yang mereka sebut sebagai “demam emas kedua”. Mereka menggunakan pemahaman terbaru tentang formasi batuan untuk memprediksi lokasi cadangan emas dengan lebih baik. Peralatan pengeboran modern saat ini juga memungkinkan hasil yang lebih tinggi.

Penemuan bongkahan emas seberat 2,6 kilogram oleh seorang pemburu emas amatir di negara bagian Australia tersebut menunjukkan bahwa masih ada bongkahan emas besar yang tersisa untuk ditemukan.

Sumber Emas Lainnya

Ada juga sejumlah cadangan emas yang tidak ekonomis untuk ditambang, dan sepertinya tidak akan pernah.

Deposit emas di Antartika akan membutuhkan peralatan yang luas dan risiko untuk memulihkan kembali di iklim yang keras di benua itu. Terdapat pula emas di seluruh dasar lautan, tetapi tidak mungkin untuk mengambil keuntungan dari sana karena proses penambangan yang mahal.

Melihat lebih jauh, bahkan ada cadangan emas di Bulan. Meskipun suatu hari manusia mungkin bisa pergi ke satelit tersebut, menambang emas Bulan tidak sebanding dengan nilai pasar.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus