Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mengizinkan turis asing perempuan dan pria untuk menyewa hotel sekamar. Mereka diperbolehkan menyewa tanpa harus menunjukkan bukti kekerabatan atau buku nikah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan ini dikeluarkan Kerajaan Saudi setelah meluncurkan visa turis untuk pertama kali guna menarik wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan, termasuk warga Saudi, juga diizinkan untuk menyewa kamar hotel sendiri, setelah sebelumnya dilarang, menurut laporan Reuters, 5 Oktober 2019.
Langkah-langkah itu tampaknya membuka jalan bagi perempuan tanpa pendamping untuk melakukan perjalanan lebih mudah dan bagi pengunjung asing yang belum menikah untuk tetap bersama di negara Teluk, di mana seks di luar nikah dilarang.
Komisi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional Arab Saudi mengkonfirmasi laporan pada hari Jumat oleh surat kabar berbahasa Arab Okaz. "Semua warga negara Saudi diminta untuk menunjukkan kartu keluarga atau bukti hubungan saat check in ke hotel. Ini tidak wajib dari turis asing. Semua perempuan, termasuk Saudi, dapat memesan dan tinggal di hotel sendirian, memberikan kartu identitas pada saat check-in."
Arab Saudi mengeluarkan peraturan tata cara berpakaian di ruang publik bagi para turis . [ARAB NEWS]
Minggu lalu Arab Saudi membuka pintu untuk wisatawan asing dari 49 negara guna menumbuhkan sektor pariwisata dan mendiversifikasi ekonominya agar tidak bergantung pada minyak. Sebagai bagian dari langkah ini, ditetapkan bahwa pengunjung tidak perlu mengenakan jubah hitam atau abaya, tetapi harus berpakaian sopan. Alkohol sendiri tetap dilarang.
Arab Saudi telah relatif ditutup selama beberapa dekade dan hingga perempuan dan pria yang tidak memiliki hubungan, termasuk orang asing, dapat dihukum berat karena berjalan berdua di depan umum. Kode sosial yang ketat telah dilonggarkan dalam beberapa tahun terakhir dan hiburan yang sebelumnya dilarang telah berkembang.
Tetapi masuknya wisatawan, yang diperkirakan menarik 100 juta kunjungan tahunan pada 2030, dapat mendorong batas lebih jauh dan berisiko dikecam kubu konservatif.
Arab Saudi telah mengakhiri larangan mengemudi bagi perempuan tahun lalu dan pada bulan Agustus memberi perempuan hak untuk bepergian ke luar negeri tanpa wali.
Perubahan itu adalah bagian dari agenda ambisius reformasi ekonomi dan sosial Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Rencananya telah menerima pujian internasional, tetapi citranya telah ternoda oleh pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, tindakan keras terhadap pengkritik, dan kejahatan perang di Yaman.
Sampai sekarang, orang asing yang bepergian ke Arab Saudi sebagian besar terbatas pada pekerja tetap dan keluarganya, pebisnis, dan Muslim yang berhaji dengan visa khusus untuk mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah.