Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef, sedang mempersiapkan kunjungan resmi ke Indonesia. Lawatan itu menyusul perhatian publik yang tertuju pada hubungan yang semakin berkembang antara Arab Saudi dan Indonesia.
Kunjungan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Al-Khorayef itu bertujuan untuk semakin memperkuat kerja sama di sektor industri dan pertambangan. Indonesia merupakan mitra dagang penting bagi Kerajaan Arab Saudi dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari US$ 6 miliar pada tahun 2023.
"Selama kunjungannya, Yang Mulia akan bertemu dengan sejumlah pejabat penting sektor publik, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perindustrian Republik Indonesia," kata Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 April 2025.
Al-Khoyaref juga diagendakan akan berdiskusi dengan beberapa sektor swasta, termasuk Direktur Utama dan CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, serta CEO BioPharma, Shaqiq Akasya.
Lawatan Al-Khoyaref menandai peningkatan kerja sama strategis dan ekonomi antara kedua negara, khususnya di sektor pertambangan. Adapun sejumlah industri strategis utama turut menjadi fokus kerja sama, yakni seperti farmasi, industri makanan, dan otomotif.
Indonesia telah menjadi sebagai mitra ekonomi dan geopolitik yang vital bagi Kerajaan Arab Saudi di Asia Tenggara. Kondisi ini mencerminkan kepentingan bersama yang kuat dan semangat untuk memperdalam keterlibatan di berbagai sektor.
Fokus utama kunjungan ini adalah memperkuat kolaborasi Kerajaan Arab Saudi–Indonesia di sektor pertambangan. Dengan nilai ekspor bahan bakar mineral Indonesia mencapai 67 Miliar USD dan impor sebesar 38 Miliar USD pada tahun fiskal terakhir, sektor ini menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan jangka panjang.
Kerajaan Arab Saudi telah melakukan investasi strategis di Indonesia melalui sektor swasta, termasuk kepemilikannya di Vale Indonesia, anak perusahaan dari perusahaan pertambangan global Vale.
Kemitraan ini memperlihatkan ketertarikan Kerajaan Arab Saudi untuk memperluas perannya di sektor pertambangan Indonesia, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di salah satu kawasan yang paling kaya sumber daya di dunia.
Vale Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar–komponen penting dalam baterai kendaraan listrik (EV).
Kerajaan Arab Saudi menjadi salah satu negara yang tengah berinvestasi besar-besaran di sektor energi terbarukan dan teknologi EV sebagai bagian dari agenda Vision 2030. Arab Saudi menilai kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk memastikan sumber daya transisi energi bersihnya dapat terpenuhi.
Seiring meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik, investasi Kerajaan Arab Saudi diperkirakan akan membuka peluang proses eksplorasi dan pengembangan infrastruktur lebih lanjut di sektor pertambangan Indonesia.
Pada tahun 2024, ekspor global Indonesia mencapai US$ 217 miliar, meningkat 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun Indonesia juga menargetkan nilai ekspor global sebesar US$ 405 miliar pada tahun 2029.
Kerajaan Arab Saudi memainkan peran penting dalam pencapaian tersebut, dengan nilai impor dari Indonesia mencapai lebih dari US$ 2 miliar pada tahun 2023, sementara ekspor produk ke Indonesia mencapai USD$ 4 miliar.
Kontribusi Indonesia terhadap Arab Saudi
Salah satu contoh kontribusi Indonesia yang dalam industri makanan Kerajaan Arab Saudi adalah kehadiran Indofood, salah satu perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia, yang telah memperluas operasinya di Kerajaan Arab Saudi.
Produk mi instan Indofood pertama kali hadir di pasar Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1986 dan kini telah tersebar luas di seluruh penjuru negara.
Jeddah Food Cluster klaster pangan terbesar di dunia, menjadi area kolaborasi potensial yang penting. Klaster ini diposisikan sebagai pusat produksi dan distribusi makanan halal regional, yang sejalan erat dengan posisi Indonesia sebagai pasar halal terbesar di dunia.
Selain itu, Jeddah Food Cluster juga terletak strategis di dekat pelabuhan utama Kerajaan Arab Saudi yang memfasilitasi ekspor lintas benua seperti Afrika, Eropa, dan Asia.
Pada Desember 2023, Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia telah menandatangani Nota
Kesepahaman atau emorandum of Understanding (MoU) untuk meningkatkan kerja sama dalam jaminan produk halal dan pengakuan sertifikasi halal secara timbal balik.
Kesepakatan ini bertujuan untuk menyelaraskan standar dan menyederhanakan proses sertifikasi, mengurangi hambatan perdagangan, dan membuka peluang baru bagi produsen halal Indonesia untuk mengakses pasar Kerajaan Arab Saudi dan kawasan GCC secara lebih luas.
Kunjungan Yang Mulia Bandar Al-Khorayef ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara, dengan fokus pada inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama di sektor-sektor strategis.
Selain pertambangan dan industri makanan, diskusi juga diperkirakan mencakup energi terbarukan, infrastruktur, dan pertukaran keahlian industri.
Melalui peningkatan perdagangan, investasi strategis, dan kolaborasi di sektor halal, Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia ingin membuka jalan menuju masa depan kemakmuran bersama dan pertumbuhan yang saling menguntungkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini