KERUSUHAN berdarah di Jalur Gaza dan Tepi Barat mencerminkan bagaimana Israel -- seperti yang dituduhkan Arafat -- bersiteguh dengan politik tangan besinya. Diperkirakan, sampai pekan ini 25 orang Palestina tewas, dan lebih dari seribu ditangkap tentara Israel. Namun, pemimpin PLO Yasser Arafat berkomentar bahwa jumlah korban yang jatuh lebih dari itu. Kicauan Arafat agaknya tidak bergema lagi di Tel Aviv. Israel cenderung memilih cara keras, hingga mengundang kutukan Dewan Keamanan PBB. Di luar dugaan, Amerika Serikat, yang selama ini mendukung Israel tanpa reserve, untuk pertama kali tak memveto kutukan semacam itu. Di tengah kemelut itu, pertengahan Desember lalu wartawan Hamida Na'ana dari majalah At-Tadamon mewawancarai Arafat di Baghdad. Petikannya: Bagaimana analisa Anda tentang kejadian akhir-akhir ini di Jalur Gaza dan Tepi Barat? Di sini saya akan mengungkap satu hal yang membantah kebohongan pemerintah Israel. Bahwa empat orang pertama yang tewas bukanlah karena kecelakaan, tapi ditembak oleh tentara Israel. Ini jelas merupakan terorisme negara yang dilaksanakan atas persetujuan Amerika Serikat: tentara Israel menggunakan senjata Amerika untuk menyerang rakyat kami. Sebuah tindakan yang sebenarnya bertentangan dengan undang-undang Amerika sendiri. Sekarang saya ingin bertanya pada opini publik dunia. Reagan (Presiden Ronald Reagan) membantu mati-matian orang Yahudi di Rusia, tapi apa yang dilakukannya bagi orang Palestina? Apa anjuran Anda untuk menghadapi situasi seperti ini? Kami sudah mengadakan kontak dengan semua anggota Dewan Keamanan PBB. Kami juga sudah menyampaikan memo kepada perwakilan Amerika dengan perantaraan Italia. Seperti diketahui, kelompok negara Arab berhasil mendapat hak suara untuk mengadakan pertemuan darurat sesuai dengan isi memo kami: perlindungan hak sipil dan kemanusiaan umat Palestina perlindungan hak politik, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri terakhir, perlindungan internasional bagi rakyat kami di wilayah pendudukan. Apa yang Anda harapkan dari perlindungan internasional? Mengimbau pasukan internasional agar melindungi rakyat kami di wilayah pendudukan. Mereka, seperti Anda ketahui, hadir di Dataran Tinggi Golan, Sinai, dan Libanon Selatan. Di Israel ada suara-suara yang mengkhawatirkan semakin menin~katnya penduduk Palestina di wilaya~h pendudukan. Apakah ini berarti berakhirnya politik koeksistensi ant~ara Arab dan Israel? Israel, tanpa diragukan lagi, telah tenggelam di wilayah-wilayah pendudukan. Bom Palestina bukan hanya masalah demografi semata, tapi itu adalah perjuangan menyeluruh. Dan kami tak akan mengambil inisiatif atau memberi tawaran untuk memecahkan masalah itu. Kebijaksanaan politik kami tetap: penarikan semua pasukan Israel dan wilayah Arab yang diduduki dan Palestina. Karena itu, kami akan terus berusah memperb~uruk situasi. Bagaimana posisi Anda bila ada yang mengusulkan supaya Israel menarik diri dari Jalur Ga~za? Itu ~sebuah hipote~sa yang tak mungkin. Jangan berpikir Israel akan berse~dia m~en~gundurkan lan~gkah sejengkal pun, tanpa ka~mi mem~bayar d~engan harga sangat mahal. Dalam wilayah pendudukan ada kelompok Islam, apakah mereka ada koordinasi dengan P~LO? Tak ada satu ~kuatan yang b~ergerak sendiri. Dalam berbagai perjuangan kanya ada rakyat Pales~ina. Ingat, dalam kongres Dewan Nasional Palestina di Aljir, diputuskan bahwa semua perjuangan bertujuan sama: pembebasan Palestina. Selama ini kelompok Islam enggan menggunakan kekerasan, apakah keterlibatan mereka sekarang ini berarti mereka sudah sejalan dengan PLO? A~dalah kewajiban bagi seluruh rakyat Palestina untuk ikut jihad melawan pasukan pendudukan. Perintah memberontak datang dari PLO, karen~a itu foto-foto yang diarik adalah foto Abu Ammar (nama perjuangan untuk Arafat~. Apakah yang terjadi sekarang ini dapat mendorong sebuah konperensi internasional soal Tim~ur Tengah? Peme~rintah Amerika buta, seperti halnya pemerintah Israel. Mereka hanya memikirkan keamanan Israel. Mereka tidak mampu m~mikirkan hak dan ne~gara Palestina. Apa yang~ Anda harapkan dari negara-negara Arab? Apakah masuk akal, dalam pertemuan puncak 1987 di Amman, Yordania, mereka setuju memberi bantuan keuangan kepada Syria, tapi menolak membantu kami melawan pasukan pendudukan. Saya harap pemberontakan kali ini dapat mengingatkan mereka untuk memberi bantuan kongkret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini