Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

AS Tembak Jatuh 'UFO' di Atas Kanada, Amerika Utara Waspada Balon Mata-mata

Sebuah jet tempur F-22 Amerika Serikat menembak jatuh objek silinder tak dikenal di atas Kanada, penembakan kedua dalam beberapa hari.

12 Februari 2023 | 10.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Agen Khusus FBI yang ditugaskan ke Tim Tanggap Bukti biro siap untuk memproses materi yang diambil dari balon Cina yang ditembak jatuh oleh jet militer AS di lepas pantai Carolina Selatan, dalam gambar ini dirilis oleh FBI di Washington, AS 9 Februari 2023. Presiden Joe Biden, yang mendapat kecaman dari beberapa anggota parlemen, karena ia tidak melihat balon mata-mata Cina yang transit di Amerika Serikat. FBI/Handout via Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jet tempur F-22 Amerika Serikat menembak jatuh objek silinder tak dikenal di atas Kanada pada hari Sabtu, 11 Februari 2023. Ini merupakan penembakan kedua dalam beberapa hari, ketika negara-negara di Amerika Utara meningkatkan kewaspadaan menyusul insiden balon mata-mata China.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pertama kali mengumumkan penembakan di wilayah Yukon di utara negara itu dan mengatakan pasukan Kanada akan memulihkan dan menganalisis reruntuhan. 
 
Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand menolak untuk berspekulasi tentang asal benda tersebut, yang katanya berbentuk silinder. Dia berhenti menggambarkannya sebagai balon tetapi mengatakan itu lebih kecil dari balon China yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan seminggu lalu, meski penampilannya serupa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan pesawat itu terbang pada ketinggiansekitar 12 km dan menimbulkan risiko bagi lalu lintas udara sipil ketika ditembak jatuh pada pukul 3:41 waktu setempat.

Pentagon mengatakan, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) mendeteksi "UFO" tersebut di atas Alaska, Jumat malam. Jet tempur AS dari Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska, memantau objek tersebut saat melintasi wilayah udara Kanada, tempat pesawat CF-18 dan CP-140 Kanada bergabung dalam formasi tersebut.

"F-22 AS menembak jatuh objek di wilayah Kanada menggunakan rudal AIM 9X setelah koordinasi erat antara otoritas AS dan Kanada," kata juru bicara Pentagon Brigjen Patrick Ryder.
 
Presiden AS Joe Biden memberi wewenang kepada militer AS bekerja sama dengan Kanada untuk menjatuhkan pesawat di ketinggian setelah telepon antara Biden dan Trudeau, kata Pentagon. Gedung Putih mengatakan Biden dan Trudeau setuju melanjutkan koordinasi yang erat untuk "mempertahankan wilayah udara kita".

"Para pemimpin membahas pentingnya menemukan objek untuk menentukan lebih detail tentang tujuan atau asalnya," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Sehari sebelumnya, Biden memerintahkan penembakan lain terhadap benda terbang tak dikenal di dekat Deadhorse, Alaska. Militer AS pada hari Sabtu tetap membisu tentang apa, jika ada, yang telah dipelajarinya saat upaya penemuan sedang dilakukan di lautan es Alaska.

Pentagon pada hari Jumat hanya memberikan beberapa detail, termasuk bahwa objek itu seukuran mobil kecil, terbang sekitar 40.000 kaki dan tidak dapat bermanuver dan tampaknya tidak berawak. Pejabat A.S. telah mencoba mempelajari tentang objek tersebut sejak pertama kali terlihat pada hari Kamis.

"Saat ini kami tidak memiliki perincian lebih lanjut tentang objek tersebut, termasuk kemampuan, tujuan, atau asalnya," kata Komando Utara pada hari Sabtu.

Itu mencatat kondisi cuaca Arktik yang sulit, termasuk angin dingin, salju, dan siang hari yang terbatas yang dapat menghambat upaya pencarian dan pemulihan.

"Personil akan menyesuaikan operasi pemulihan untuk menjaga keamanan," kata Komando Utara.

Pada 4 Februari, sebuah jet tempur F-22 AS menjatuhkan apa yang disebut pemerintah AS sebagai balon pengintai China di lepas pantai Carolina Selatan setelah perjalanan selama seminggu melintasi Amerika Serikat dan sebagian Kanada. Pemerintah China mengatakan itu adalah kapal penelitian sipil.

Beberapa anggota parlemen AS mengkritik Biden karena tidak menembak balon China lebih awal. Militer AS telah merekomendasikan menunggu sampai di atas lautan karena takut serpihannya mengenai warga.

Personel AS menjelajahi lautan untuk menemukan pecahan balon yang ditembak di ketinggian 60 meter.

Pentagon mengatakan sejumlah besar balon telah ditemukan dengan menurunkan penyelam dan kendaraan tak berawak bawah air (UUV).  

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus