Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles pada Kamis, 29 Agustus 2024, menandatangani perjanjian kerja sama bidang pertahanan dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. Dia meyakinkan Australia dan Indonesia adalah dua negara yang saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk menegakkan tatanan berbasis aturan di wilayah serta tekad kedua negara untuk mengembangkan kemitraan pertahanan dalam mendukung tatanan berbasis aturan global. Australia berkomitmen bekerja sama dengan mitra regional dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang damai, aman, dan makmur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebagai salah satu tetangga terdekat kami, hubungan Australia dengan Indonesia sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran negara kedua negara. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan dengan Indonesia merupakan perjanjian pertahanan yang paling signifikan dalam sejarah kedua negara. Saya berterima kasih kepada rekan saya, Prabowo Subianto, atas kepemimpinan dan kemitraannya dalam mewujudkan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang ditandatangani hari ini," kata Marles.
Ini bisa dibilang adalah kunjungan balasan setelah pada 20 Agustus 2024, Prabowo kunjungan kerja ke Canberra dan bertemu Marles. Dalam pertemuan itu, Marles sebagai Menteri Pertahanan Australia dan Prabowo mengumumkan rampungnya negosiasi untuk meningkatkan Kerja Sama Pertahanan Australia-Indonesia menjadi kesepakatan tingkat traktat.
Kedua Menteri Pertahanan membahas kemajuan dalam memperkuat hubungan pertahanan bilateral di berbagai aspek dan bidang kerja sama, termasuk hubungan pendidikan yang lebih dalam serta kerja sama yang lebih erat di bidang keamanan maritim. Sedangkan mengikuti proses persetujuan domestik, Marles dan Prabowo sepakat bahwa Defence Cooperation Agreement (DCA) akan melengkapi Perjanjian antara Australia dan Indonesia tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan (Lombok Treaty) (2006) dan Deklarasi Bersama tentang Kemitraan Strategis Komprehensif (2018) serta lebih memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Sebelumnya dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony ke Jakarta pada Juni 2022, pihaknya mengutarakan komitmen memperpanjang kerja sama dan persahabatan. Indonesia dan Australia bermitra erat dalam isu-isu perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan wilayah. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat membangun hubungan lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan kedua negara sama-sama berkeinginan membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Keduanya juga setuju meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta (Rp 2 triliun) dengan Indonesia.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini