Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Australia Izinkan Pekerja Abaikan Panggilan Telepon Bos di Luar Jam Kerja

Australia akan memberlakukan UU yang memberikan pekerja hak untuk mengabaikan telepon dan pesan yang tidak masuk akal dari atasan di luar jam kerja.

7 Februari 2024 | 15.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan memberlakukan undang-undang yang memberikan pekerja hak untuk mengabaikan telepon dan pesan yang tidak masuk akal dari atasan mereka di luar jam kerja tanpa penalti, dan berpotensi dikenakan denda bagi pemberi kerja yang melanggar aturan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Hak untuk memutuskan hubungan” adalah bagian dari serangkaian perubahan terhadap undang-undang hubungan industrial yang diusulkan oleh pemerintah federal melalui rancangan undang-undang parlemen, yang dikatakan akan melindungi hak-hak pekerja dan membantu memulihkan keseimbangan kehidupan-pekerjaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Undang-undang serupa yang memberikan hak kepada karyawan untuk mematikan perangkat mereka sudah berlaku di Prancis, Spanyol, dan negara-negara lain di Uni Eropa.

Mayoritas senator kini telah menyatakan dukungan terhadap undang-undang tersebut, kata Menteri Ketenagakerjaan Tony Burke dari partai Buruh kiri-tengah yang berkuasa dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 7 Februari 2024.

Ketentuan tersebut menghentikan karyawan untuk bekerja lembur tanpa bayaran melalui hak untuk memutuskan kontak yang tidak wajar di luar jam kerja, kata Burke.

“Apa yang kami katakan hanyalah bahwa seseorang yang tidak dibayar 24 jam sehari tidak boleh dihukum jika mereka tidak online dan hadir 24 jam sehari,” kata Perdana Menteri Anthony Albanese kepada wartawan pada Rabu pagi.

RUU tersebut diperkirakan akan diajukan ke parlemen akhir pekan ini.

RUU ini juga mencakup ketentuan-ketentuan lain seperti jalur yang lebih jelas dari pekerjaan sementara ke pekerjaan permanen dan standar minimum bagi pekerja sementara dan sopir truk.

Beberapa politisi, kelompok pengusaha dan pemimpin perusahaan memperingatkan bahwa hak untuk memutuskan hubungan dengan ketentuan ini merupakan tindakan yang berlebihan dan akan melemahkan upaya menuju sistem kerja fleksibel dan berdampak pada daya saing.

Partai Hijau yang berhaluan kiri, yang mendukung peraturan tersebut dan merupakan pihak pertama yang mengusulkannya tahun lalu, mengatakan bahwa hal ini merupakan kemenangan besar bagi partai tersebut. Sebuah kesepakatan telah dicapai antara Partai Buruh, partai-partai kecil dan independen untuk mendukung RUU ini, kata pemimpin Partai Hijau Adam Bandt di Twitter.

“Warga Australia rata-rata bekerja lembur selama enam minggu tanpa dibayar setiap tahunnya,” kata Bandt.

Itu setara dengan lebih dari A$92 miliar (sekitar Rp 940 triliun) upah yang belum dibayar di seluruh perekonomian, tambahnya.

"Waktu itu milikmu. Bukan bosmu."

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus