Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Listrik di sebagian besar Kota Havana, Kuba, pada Senin, 3 Oktober 2022, sudah menyala kembali setelah Badai Ian menyapu negara itu. Namun itu masih belum cukup bagi masyarakat di Kota Havana, yang masih berjuang dengan kekurangan pasokan makanan hingga memicu aksi protes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badai Ian telah membuat listrik mati di hampir seluruh pulau berpenduduk 11 juta orang pada Selasa, 27 September 2022. Otoritas Kuba bergegas menyalakan lampu untuk wilayah Havana, tetapi ini tidak cukup cepat bagi beberapa orang, yang turun ke jalan memprotes kurangnya bahan makanan.
Unjuk rasa ini telah menjadi aksi protes terbesar sejak demonstrasi anti-pemerintah yang meluas pada Juli 2021. Sebagian besar wilayah barat Kuba, yang paling parah disapu badai Ian, masih tanpa listrik pada Senin, 3 Oktober 2022.
Agen FEMA dan petugas Sheriff Lee County berjalan di dekat taman setelah Badai Ian yang menyebabkan kerusakan yang meluas di Pantai Fort Myers, Florida, AS, 3 Oktober 2022 . REUTERS/Marco Bello
Aksi protes di Havana tampaknya telah mereda pada Minggu malam, 2 Oktober 2022, tetapi antrean panjang untuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan - khas di Kuba bahkan sebelum badai - telah terbentuk lagi di kota itu pada Senin pagi.
"Ini sangat buruk. Tidak ada penerangan, tidak ada makanan, kami kehilangan segalanya di lemari es kami," kata Maria Carla Catala, 25 tahun, yang berdiri di sudut jalan Ibu Kota Havana sambil menggendong putranya mengantre untuk makanan.
Badai Ian melanda Kuba di saat negara itu mengalami krisis ekonomi terburuk sejak revolusi 1959 yang dipimpin mantan pemimpin Fidel Castro. Krisis ekonomi di Kuba sudah berlangsung selama satu tahun.
Kekurangan yang meluas, seperti kekurangan obat-obatan dan pemadaman listrik setiap hari di seluruh negeri telah membuat lemari kosong dan banyak yang gelisah berkontribusi. Aksi protes pun pecah pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Mata uang peso Kuba terhadap mata uang USD anjlok menjadi 200 peso per USD di pasar informal pada hari Senin, 3 Oktober 2022. Independen El Toque, menyebut penurunan itu memecahkan rekor dan memberikan tekanan lebih lanjut pada Kuba yang daya belinya telah menguap dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami mencari makanan tetapi tidak menemukan apa-apa," kata Pedro Fernandez, yang bersama istrinya, berjalan melalui jalan pusat Havana Senin dengan tas kosong di tangan.
Fernandez mengatakan kepada Reuters bahwa dia menghasilkan 3.500 peso per bulan dari gaji negaranya, atau sekitar Rp. 275.049 dengan nilai tukar pasar gelap. "Itu tidak cukup," ujarnya.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengakui situasi sulit yang dialami warganya, tetapi dia mendorong warga Kuba agar tidak melakukan aksi protes.
"Sayangnya ada sekelompok orang yang, dengan cara yang vulgar dan tidak senonoh, mengeluh dari posisi kesalahpahaman total, menantang dan menyinggung. Mereka yang bertindak dengan cara ini, yang mengklaim semua hak yang diberikan Revolusi kepada mereka, tetapi yang berkontribusi sedikit, harus dibantah dan dikonfrontasi ... dengan hukum kita," kata Diaz-Canel.
Di jalan-jalan Ibu Kota Havana pada hari Senin kemarin banyak orang yang berbicara kepada Reuters bahwa mereka lebih mementingkan mencari makanan daripada politik.
"Saya bukan komunis atau kapitalis, tetapi ini adalah kenyataan - hidup yang kami jalani. Anda tidak dapat menyembunyikannya. Apa yang dikatakan orang-orang dalam aksi protes adalah kebenaran. Ini tidak ada hubungannya dengan politik," kata Yasser Pedroso, 47 tahun, yang sedang mencari makanan pada Senin pagi.
Sebelumnya pada Jumat dan Sabtu malam, terjadi aksi protes, di mana unjuk rasa adalah hal yang sangat jarang terjadi di Kuba. Pada aksi protes kedua, seorang saksi mata mengatakan pada Reuters melihat ada bus yang mengantarkan sekelompok besar pendukung pro-pemerintah. Ada pula demonstran yang membawa tongkat dan pemukul bisbol, ke lokasi unjuk rasa. Pemerintah Kuba tidak mau berkomentar perihal ini.
Sambungan internet di seluruh Kuba pada Jumat dan Sabtu malam, anjlok atau bertepatan dengan dilakukannya aksi protes. Kelompok pengawas internet mengatakan hal itu tampaknya ditujukan untuk melumpuhkan aksi unjuk rasa. Pemerintah Kuba tidak mau berkomentar perihal pemutusan komunikasi ini.
REUTERS | NESA AQILA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.