Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Maret, merupakan hari kelahiran tokoh besar asal Turki, yakni Mustafa Kemal Ataturk. Ia dikenal sebagai Bapak Turki, yang berjasa melahirkan Turki sebagai negara modern. Namanya sangat masyhur sebagai tokoh modernisasi dan sekuler Turki karena upayanya memilah antara soal-soal agama dengan pemerintahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Britannica, Mustafa Kemal Ataturk adalah tentara, negarawan, dan tokoh reformasi pendiri Republik Turki. Ia lahir pada 12 Maret 1881 di Salonika (sekarang Thessaloniki, Yunani) yang saat itu merupakan wilayah Kekaisaran Ottoman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Mei 1919, Mustafa memulai revolusi nasionalis di Anatolia, mengorganisir perlawanan terhadap penyelesaian perdamaian yang dikenakan pada Turki oleh sekutu yang menang. Perlawanan ini difokuskan pada upaya Yunani untuk merebut Smyrna dan pedalamannya. Kemenangan atas Yunani memungkinkannya untuk mengamankan revisi penyelesaian perdamaian dalam Perjanjian Lausanne.
Pada 1921, Atatürk mendirikan pemerintahan sementara di Ankara. Tahun berikutnya, Kesultanan Ottoman secara resmi dihapuskan. Pada 1923, Turki menjadi republik sekuler dengan Atatürk sebagai presidennya. Ia mendirikan rezim partai tunggal yang berlangsung hampir tanpa gangguan sampai tahun 1945.
Sebagai presiden, Mustafa Kemal memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki. Di antara kebijakan yang ia promosikan adalah emansipasi wanita, penghapusan institusi Islam, serta pengenalan hukum dan budaya barat.
Kontroversi Mustafa Kemal Ataturk
Meski dikenal sebagai Bapak Turki yang berjasa menjadikan Turki sebagai negara modern, Ataturk juga mendapat kecaman sebagai pelopor sekularisme di dunia Islam.
Mustafa percaya modernisasi pasti memerlukan Westernisasi, dan ia menetapkan kebijakan sekulerisme negara yang memisahkan pemerintah dari agama.
Reformasi sosial dan ekonomi juga merupakan bagian penting dari strategi Mustafa Kemal Ataturk. Ia mengganti alfabet Arab dengan alfabet Latin. Selain itu, ia juga memperkenalkan kalender Gregorian dan mendesak orang untuk mengenakan pakaian Barat.
Salah satu kontroversi yang terkenal darinya adalah pengubahan Hagia Sophia menjadi sebuah museum. Mulanya, setelah Konstantinopel jatuh, Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid oleh Kekaisaran Ottoman.
Meski Mustafa Kemal Ataturk yakin kebijakannya dapat memajukan Turki, namun tidak semuanya diterima dengan hangat oleh Rakyat Turki. Kebijakannya tentang sekulerisme sangat kontroversi. Mustafa Ataturk juga dituduh merusak tradisi budaya yang penting.
M. RIZQI AKBAR
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.