Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bendera Perang Di Lembah Bekaa

Persetujuan damai Libanon-Israel tercapai. Tak ada jaminan segera bebas dari tentara asing (persetujuan rahasia Amerika-Israel). Syriah menolak persetujuan tersebut & memperkuat pasukan di lembah bekaa.(ln)

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN raya Beirut-Damaskus, yang melintan pertahanan Suriah di Lembah Bekaa, tiba-tiba ditutup anak-anak Hafez Azad di Sofar -- 21 km di tenggara Beirut. Blokade yang sama juga mereka lakukan di Helwen yang terletak antara Beirut dan Tripoli. Serentak dilakukan pemutusan hubungan teleks dan telepon antara Beirut dan daerah yang dikuasai Suriah. Tindakan sepihak ini dilakukan Suriah sebagai protes atas penandatanganan persetujuan Libanon-Israel, pekan silam. Blokade itu, berlangsung sekitar 24 jam, berakhir Rabu. Perjanjian damai Libanon-Israel, yang dicapai menjelang genap satu tahun penyerbuan tentara Yahudi ke Beirut, tercatat sebagai perjanjian yang kedua antara Israel dengan sebuah negara Arab -- sebelumnya yang diteken mereka adalah persetujuan dengan Mesir di Camp David, September 1978. Dengan persetujuan ini berakhirlah permusuhan Libanon-Israel. Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh wakil kedua negara, selain dicantumkan pasal mengenai penarikan mundur tentara Israel, juga ada pasal tentang hak mereka untuk melakukan patroli antigerilya di wilayah Libanon Selatan. Soal Mayor Saad Haddad, tentara Libanon yang membelot, yang dulu merupakan kerikil penghambat perundingan, tidak lagi disebut-sebut. Tertulis dalam empat bahasa (Inggris, Prancis, Hebrew, dan Arab) berkas persetujuan setebal 37 halaman itu ditandatangani oleh Antoine Fattal, wakil Libanon, David Kimche, wakil Israel, dan utusan khusus Amerika Serikat Morris Draper sebagai saksi. Kota Khalde, di kawasan Beirut, dipilih sebagai tempat penandatanganan berkas persetujuan berbahasa Prancis dan Arab. Sedang Kiryat Shemona, di perbatasan Israel, untuk penandatanganan naskah berbahasa Hebrew dan Inggris. Isi persetujuan, antara lain, (1) Israel dan Libanon setuju untuk hidup berdampingan secara damai, (2) setuju untuk mengakhiri keadaan perang antara kedua negara, (3) kedua pihak mengakui adanya kewajiban untuk mencegah penggunaan wilayah mereka oleh pasukan bersenjata, (4) melarang propaganda yang menyerang satu sama lain, dan (5) pengamanan wilayah selatan Libanon yang akan dilakukan oleh tentara kedua negara. Pelaksanaan persetujuan Libanon-Israel ini akan diawasi oleh Komite Penghubung Bersama -- wakil AS masuk di dalamnya. Meski persetujuan bilateral tersebut tidak menyebut-nyebut hubungan diplomatik, kedua negara dapat membuka kantor penghubung. Dan dalam tempo enam bulan sesudah penarikan mundur tentara Israel akan diadakan perundingan normalisasi kelancaran arus barang dan orang antara kedua negara. Adakah penarikan tentara Israel benar-benar akan terjadi? Pertanyaan ini muncul dengan ditandatanganinya sebuah persetujuan rahasia antara Israel-Amerika Serikat, selang dua hari sesudah persetujuan Israel-Libanon disepakati. Menlu AS George Shultz dan Kuasa Usaha Israel Benyamin Netanyahu menandatangani perjanjian itu atas nama negara masing-masing. Isi terpenting dari persetujuan tersebut adalah diakuinya hak Israel oleh AS untuk membalas serangan teroris yang terjadi di Libanon. Juga pengakuan adanya hak Israel untuk menunda pengunduran tentaranya dari Libanon sampai Suriah dan PLO melakukan tindakan yang sama. Tentang adanya persetujuan dalam persetujuan, konon, pihak Libanon sendiri tidak terkejut. Bahkan dikabarkan Libanon yang mendesak agar persetujuan itu bersifat rahasia. Perjanjian ini dimaksudkan sebagai jaminan tersamar bagi ikhtiar AS untuk mewujudkan penarikan tentara Yahudi, di samping mengungkapkan adanya pengertian Libanon terhadap Israel untuk tetap bertahan di negerinya selama pasukan Suriah bercokol di Lembah Bekaa. Sikap Suriah memang telah membuat segala sesuatu di Libanon jadi lebih rumit. Suriah bersama-sama Lybia, Yaman Selatan, dan PLO, terang-terangan menolak persetujuan damai Libanon-Israel. Mereka juga berketetapan untuk tidak menarik mundur tentaranya dari Lembah Bekaa. Sementara Mesir dan Yordania mendukung secara terbuka, negara-negara Arab lainnya seperti Tunisia, Aljazair, Maroko, Kuwait, Persatuan Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Sudan mendukung diam-diam. Akan Arab Saudi, negeri yang pegang peran penting di Timur Tengah, seperti biasa, bersikap hati-hati. Menpen Arab Saudi Ali Shaer menyatakan dukungan pemerintahnya untuk rakyat Libanon tanpa menyebut-nyebut perjanjian Libanon-Israel itu secara khusus. Kendati demikian ia mengimbau Suriah dan Libanon agar mengadakan sebuah pertemuan puncak. Di samping tidak memihak, nampaknya Arab Saudi berusaha mempertahankan keutuhan hubungannya dengan Suriah. Dan sekarang, semua berpaling ke Presiden Suriah Hafez Assad, karena kunci peredaan ketegangan saat ini berpindah ke tangannya. Namun belum terlihat tanda-tanda yang menggembirakan. Bahkan perkembangan justru menjurus ke arah yang mengkhawatirkan. Sejak dua bulan belakangan pasukan di Lembah Bekaa diperkuat dari 40.000 menjadi 50.000. Pada saat bersamaan pasukan PLO meningkat jumlahnya dari 8.000 menjadi 10.000. Bahkan pemimpin PLO, Yasser Arafat, belum lama ini sempat bekunjung ke Lembah Bekaa -- ini merupakan kunjungan pertamanya sejak meninggalkan Beirut Barat, Agustus lalu. Dengan tambahan personil dan peningkatan persenjataan, Suriah pun unjuk kekuatan -- khususnya terhadap Israel. Lebih-lebih mereka didukung oleh sekitar 4.800 sampai 6.000 penasihat militer dan teknisi Uni Soviet dalam melayani persenjataan rumit yang serba baru, antara lain, dua gugus peluncur rudal. Jumlah rudal SA-5 yang baru dipasang diperkirakan sekitar 50, dan sepenuhnya ditangani Soviet. Menteri Pertahanan Suriah bahkan tidak diizinkan mendekat. Di samping itu pertahanan udaranya dibentengi 100 pesawat tempur, sebagian besar MiG23. Sementara di darat 300 sampai 400 tank T-62 dan T-72 menggantikan tank-tank T-54 dan T-55 yang mulai rongsokan. Seluruh peralatan bernilai US$ 2 milyar. Pada hakikatnya Presiden Hafez Assad tidak tenteram melihat kemungkinan terbinanya hubungan baik Libanon-Israel lewat diplomasi AS. Bahkan sejak tercapainya perjanjian Camp David, Assad bertekad untuk mencegah terciptanya perjanjian perdamaian antara negara Arab dengan Israel. Karena andai kata penyelesaian damai konflik di Timur Tengah tercapai, kepentingan Suriah bisa terancam. Bagaimanapun juga Presiden Assad masih berusaha agar dataran tinggi Golan, yang dulu wilayah Suriah, bisa direbutnya kembali. Suriah kehilangan Golan dalam perang Juni 1967 dan harapan untuk memperolehnya kembali jadi semakin lenyap tatkala Israel mencaploknya tahun 1981. Dalam kaitan itu Suriah mengadakan kerja sama dengan Arafat. Pemimpin PLO ini dua bulan sebelumnya cenderung bersikap lunak, dan hampir terbawa pendekatan Raja Yordania Hussein untuk sebuah prakarsa perundingan dengan AS. Sementara itu Soviet, lewat Suriah, mendapat peluang untuk memperkuat kembali cengkeramannya di medan Timur Tengah. Hingga di kalangan pengamat Barat terselip kekhawatiran bahwa kancah Timur Tengah bisa bergolak lagi. Tapi utusan khusus AS, Philip Habib, yakin missi damainya berhasil. "Saya selalu optimistis, kalau tidak, saya tidak akan terlibat dalam urusan ini," kata Habib yang kembali ke Timur Tengah, akhir pekan silam, lewat Riyadh. Dalam pertemuannya dengan Raja Fahd Habib, menurut sumber diplomatik, minta agar pemimpin Arab Saudi itu menggunakan pengaruhnya atas Suriah. Di Beirut sebuah laporan tv memberitakan bahwa Arab Saudi akan mencoba mempertemukan Libanon dan Suriah mengenai penarikan mundur tentara Suriah dari sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus