RANGOON guncang. Yang jadi pokok pergunjingan adalah pemimpin nomor 3 Birma, Brigadir Jenderal Tin U. Apa pasal? Pangkal cerita bermula dari berita singkat yang disiarkan tujuh surat kabar negara: "Tin U telah diizinkan mengundurkan diri dari keanggotaan Dewan Negara dan Kongres Rakyat". Tak dijelaskan alasan pengunduran diri Tin U -- yang disebut-sebut calon pengganti pemimpin terkemuka Birma, U Ne Win. Spekulasi tentang Tin U yang muncul di kalangan rakyat maupun diplomat di Rangoon menyebut tokoh nomor 3 ini kepingin buru-buru jadi orang nomor 1. Kedudukannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Program Sosialis Birma (PPSB), yang memerintah Birma, memang memungkinkan untuk itu. Tin U yang ditunjuk Ne Win di tahun 1981, jauh lebih populer dan berkuasa dibanding Presiden U San Yu, maupun Perdana Menteri U Maung-Maung Kha. Ia cuma kalah pamor dari Jenderal U Ne Win, 74 tahun, yang disanjung bagaikan raja di negara berpenduduk 35 juta jiwa itu. Tin U, 55 tahun, selain dikenal sebagai perwira intelijen yang cemerlang, juga ahli ekonomi -- keahlian terakhir ini diperolehnya dengan belajar sendiri dari buku-buku. Di tahun 1950-an ia sudah populer sebagai "mata dan telinga" Ne Win. Kendati Tin U terkenal sebagai perwira intelijen, yang semua itu berkat latihan tinas intelijen Jerman Timur dan Amerika Serikat (CIA), kelemahannya dibandingkan perwira militer Birma lainnya, juga ada. Ia kurang pengalaman di lapangan. Menarik pelajaran dari kritik itu, Tin U, begitu masuk lingkungan penguasa langsung membangun lingkaran kekuatan sendiri. Beberapa koleganya, atas rekomendasinya kepada Ne Win, berhasil menduduki pos-pos penting. Yang paling menonjol adalah Kolonel Bo Ni, pengganti Tin U sebagai kepala intelijen negara. Dan atas rekomentasi Tin U pula maka Bo Ni, di tahun 1981, duduk di kabinet PM U Maung-Maung Kha sebagai menteri dalam negeri dan agama. Usaha Tin U memperkuat klik itu, minggu lampau, dipatahkan oleh lawan-lawannya. Yang pertama jadi korban adalah Bo Ni -- dipecat dari jabatannya tanpa alasan jelas. Kini nasib keduanya tak diketahui. Dengan disingkirkannya Tin U dari dua badan pemerintahan itu menyebabkan dirinya kehilangan peluang sebagai pengganti Ne Win. "Keluarnya Tin U dari pemerintahan otomatis statusnya dalam partai jadi melorot," komentar seorang pengamat politik di Rangoon. Tak disebutkan siapa yang akan menempati kursi Sekjen PPSB yang ditinggalkan Tin U. Dan juga tak terdengar reaksi Ne Win.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini