Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bersalam dan bermusuhan di Taif

Deklarasi mekah yang menjadi kesimpulan konferensi negara-negara islam di taif tak tegas mengutuk intervensi soviet di afghanistan. tapi tegas sikapnya mengenai jihad demi yerusalem. (ln)

7 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTEMUAN Puncak Negara Islam ke-3 rupanya belum berhasil menyelesaikan sengketa yang timbul di antara negara Islam. Bahkan sulit bagi mereka secara tegas mengutuk intervensi Soviet di Afghanistan. Deklarasi Mekah -- yang menjadi kesimpulan konperensi di Taif itu -- sama sekali tidak menyebut Uni Soviet dalam mengecam 'agresi yang keji di Afghanistan'. Memang sejak dimulai konperensi itu sudah terlihat tanda-tanda akan sulit dicapai suatu kesatuan sikap. Apalagi di antara negara anggota Organisasi Konperensi Islam (OKI) itu ada yang agak dekat dengan Soviet. Seperti Suriah, Yaman Selatan dan Aljazair. Presiden Hafez Assad dari Suriah dalam pidatonya di depan konperensi tegas menolak suatu resolusi mengenai Afghanistan. "Tak ada keuntungan yang bisa diharapkan rakyat Afghanistan dengan keluarnya kata-kata celaan dan kutukan. Karena kata-kata ini tak akan mengisi perut para pengungsi dan tidak akan memaksa tentara asing mundur dari situ," kata Presiden Assad. Sikap Tegas Sementara itu 'permusuhan' antara Irak dan Suriah juga tak bisa ditutup-tutupi. Pada acara pembukaannya yang berlangsung di depan Ka'bah, di Masjidil Haram (25 januari), Presiden Assad menyalami beberapa kepala negara yang hadir tapi sengaja menghindari pertemuan dengan Presiden Irak, Saddam Hussein. Ia sengaja tidak menyalami Saddam. Dan ketika Saddam berpidato, ia sengaja tidak berada di ruang konperensi. Tapi menghadapi masalah Yerusalem dan nasib rakyat Palestina, konperensi menampilkan sikap yang tegas. Deklarasi Mekah memperkuat tekad jihad untuk memerdekakan Palestina dan membebaskan kota suci Yerusalem. Dan suatu rencana memboikot ekonomi negara-negara yang mengakui perluasan ibukota Israel, Yerusalem, juga didukung peserta konperensi. Boikot tersebut juga akan dilakukan terhadap negara yang setuju internasionalisasi Yerusalem. Namun sikap Arab Saudi mengagetkan. Dalam pidatonya di depan konperensi, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Fahd tidak hanya mengecam Soviet atas intervensinya di Afghanistan, tapi juga dukungan Amerika Serikat terhadap Israel. Ia menuduh AS "mengabadikan kehadiran Israel yang asing di dalam struktur Arab." Dan dengan nada yang keras Pangeran Fahd mendesak Presiden Ronald Reagan agar memperhitungkan tuntutan Arab dan negara Islam. Yaitu keharusan bagi Israel mundur dari Yerusalem dan wilayah Arab yang didudukinya. Mengenai perang Iran-Irak? Konperensi membentuk suatu komite untuk menengahi permusuhan kedua negara yang menjadi anggota OKI itu. Iran yang menyatakan tidak mau hadir dalam pertemuan itu karena hadirnya Presiden Saddam Hussein kabarnya tidak menolak bila komite itu berkunjung ke Teheran. Kalangan pengamat menyangsikan komite itu akan bisa menyelesaikan sengketa tersebut. Apalagi Saddam Hussein sudah berulang kali menawarkan perundingan yang bersyarat. Dalam pidatonya Saddam mengatakan bahwa Irak bersedia mengembalikan wilayah Iran yang didudukinya selama perang. "Tapi tanah atau pun hak yang direbut Iran secara kekerasan haruslah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah," kata Saddam. Dengan kata lain Saddam masih bertekad menguasai secara keseluruhan Shatt-al-Arab. Tawaran perundingan tak menarik bagi Teheran. Ayatullah Khomeini langsung memerintahkan Angkatan Bersenjata Iran untuk melanjutkan perang hingga kemenangan total tercapai. Pernyataan Khomeini ini muncul setelah Deklarasi Mekah tersiar. Dan Khomeini langsung mengirim bekas Menteri Pertahanan Mustafa Chamran menemui Presiden Bani Sadr di markas besar pertempuran di Khuzistan. Chamran adalah wakil pribadi Khomeini di Dewan Pertahanan Tertinggi. Konperensi selama 4 hari di Taif itu memakan biaya US$ 1 milyar. Tergolong mewah baik peralatan maupun fasilitas yang disediakan bagi para peserta. Khusus untuk angkutan para peserta, Arab Saudi telah mengimpor 600 Mercedes. Suatu hasil kongkrit dari pertemuan puncak ini ialah Arab Saudi berjanji akan memperbesar bantuannya kepada Bank Pembangunan Islam sebesar US$ 1 milyar, serta akan membantu OKI sebesar US$ 1 milyar bagi pembangunan di negara-negara Islam. Itulah yang jelas, paling tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus