Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan virtual pada Senin antara para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Israel untuk membahas rencana Israel melakukan serangan darat ke Rafah di Gaza berujung ricuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini terjadi setelah AS menolak usulan Israel untuk mengevakuasi paksa satu juta lebih warga sipil Palestina yang berlindung di sana, kata dua pejabat Amerika dan seorang mantan pejabat Amerika yang mengetahui pertemuan itu kepada NBC News pada Rabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ron Dermer, Menteri Urusan Strategis Israel, mulai berteriak dan menudingkan tangannya saat membela rencana tersebut, kata para pejabat. Para pejabat Amerika yang hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, tetap tenang dan tidak memberikan tanggapan yang sama, kata para pejabat tersebut.
Israel menyampaikan rencana untuk memindahkan 1,4 juta warga sipil selama beberapa pekan dari Rafah ke tenda-tenda yang akan didirikan di utara kota tersebut, kata para pejabat.
Namun, usulan Israel tidak mencakup rencana untuk memenuhi kebutuhan sanitasi atau penilaian mengenai berapa banyak makanan atau air bersih yang dibutuhkan atau dari mana sumbernya, kata para pejabat. Mereka mengatakan para pejabat Israel hanya memikirkan pengadaan sebagian kecil dari ratusan ribu tenda yang dibutuhkan.
Ketika para pejabat AS mengatakan mereka tidak melihat gagasan tersebut realistis, para pejabat Israel langsung meledak, kata seorang mantan dan dua pejabat AS saat ini.
Dua pejabat pemerintah mencatat bahwa sudah lama menjadi hal yang rutin bagi Dermer untuk menjadi emosional selama pertemuan dengan para pejabat AS.
Seorang pejabat mengatakan pertemuan itu produktif dan dirancang untuk memulai proses bagi AS dan Israel untuk mengadakan serangkaian diskusi tentang cara-cara Israel melanjutkan perang melawan Hamas, bukan untuk presentasi rencana rinci.
Dua pejabat saat ini dan satu mantan pejabat mengatakan Israel tidak menjelaskan secara spesifik mengenai invasi darat sebenarnya ke Rafah. Rencana tersebut diperkirakan akan dibahas lebih rinci dalam pertemuan lain antara para pejabat AS dan Israel yang akan berlangsung minggu depan.
Setelah publikasi awal artikel ini, seorang pejabat Israel yang menghadiri pertemuan tersebut mengatakan bahwa deskripsi NBC News tentang hal tersebut adalah “representasi yang keliru tentang apa yang terjadi di ruangan tersebut.
“Pertemuan tersebut bersifat konstruktif dan saling menghormati, bahkan ketika terjadi perbedaan pendapat. Tidak ada teriakan sama sekali.”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional menolak berkomentar. Setelah pertemuan pada Senin, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan bahwa “alasan utama diadakannya pertemuan tersebut adalah untuk membicarakan keprihatinan kami atas rencana operasi darat besar-besaran di Rafah dan untuk memberikan alternatif yang layak bagi [Israel] untuk melakukan hal tersebut menjadi lebih tepat dan lebih tepat sasaran.”
Selain Sullivan dan Blinken, AS juga menghadirkan lebih dari tujuh pejabat tinggi lainnya dari Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, dan Pentagon dalam pertemuan virtual tersebut. Kontingen Israel termasuk Dermer dan penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi.
Pertemuan tersebut diadakan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan pertemuan tatap muka yang dia dan Presiden Joe Biden sepakati untuk diadakan di Washington. Ini sebuah upaya Netanyahu untuk menunjukkan ketidaksenangan terhadap keputusan AS untuk tidak memveto resolusi gencatan senjata Gaza di Dewan Keamanan PBB.
NBC NEWS