Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bom Atom Hiroshima Mengubah Bangunan Kota Menjadi Partikel Pasir

Ledakan dahsyat bom atom Hiroshima membuat gedung-gedung kota dan material struktur lain berubah menjadi partikel butiran yang bercampur pasir.

6 Agustus 2019 | 23.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ratusan rumah yang hancur akibat bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. Pemboman di Hiroshima menewaskan sekitar 90.000-146.000 orang. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - 6 Agustus 1945 pukul 8.15 pagi, dunia melihat kengerian bom atom Hiroshima di Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiroshima telah terhindar dari pemboman konvensional oleh Amerika Serikat sehingga efek dari senjata nuklir pada kota yang tidak rusak dapat diteliti. Bom atom meledak sekitar 600 meter di atas kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kita tahu tentang efek mengerikan dari ledakan bom atom, leleh api dan radiasi. Kita tahu tentang mengerikannya jiwa manusia yang mati. Setidaknya 66.000 orang tewas dan sekitar 69.000 lainnya terluka dalam ledakan itu. US Strategic Bombing Survey memetakan Hiroshima setelah ledakan dan membuat perhitungan tentang hasil bom dan kapasitas destruktif.

Banyak orang mungkin telah melihat foto-foto kota sebelum dan sesudah bom, dan gambar-gambar awan jamur menjulang di atas Hiroshima pada saat-saat setelah ledakan.

Tetapi ahli ekologi kelautan, Mario Wannier, membuat penemuan beberapa tahun yang lalu yang menimbulkan pertanyaan mengerikan yang tak seorang pun berpikir untuk bertanya. Apa yang terjadi dengan Hiroshima?

Dalam laporannya The Japan Times mengulas ini. Menimbulkan pertanyaan, kemana perginya bangunan-bangunan di Hiroshima?

Bom meledak dengan kekuatan setara dengan sekitar 16.000 ton TNT. Sekitar 70 persen bangunan kota hancur total, dengan hampir setiap struktur dalam lingkaran radius 1,6 kilometer di bawah bom benar-benar musnah. Hanya sekitar 50 bangunan dengan konstruksi kuat, seperti Bank Hiroshima, yang masih utuh. Sebagian besar kota itu tersapu oleh awan jamur yang luas.

Wannier telah mengambil sampel pasir dari Semenanjung Motoujina, 6 kilometer selatan pusat ledakan bom Hiroshima, dan sedang memeriksa mereka untuk menilai kesehatan ekosistem. Tapi yang dia temukan adalah gumpalan kaca kecil. Ada ribuan jumlahnya. Dia mengambil sampel dari pantai lain di semenanjung dan memeriksanya menggunakan mikroskop elektron dan analisis sinar-X.

Gumpalan kaca adalah puing-puing jatuh. Wannier memperkirakan bahwa partikel-partikel ini membentuk sekitar 2,5 persen dari pasir pantai Hiroshima. Partikel itu adalah kota itu sendiri, yang hancur dalam ledakan, meleleh karena panas nuklir, dan tersebar. Partikel itu sekarang bercampur dengan pasir di pantai. Wannier menyebut butiran itu dengan Hiroshimaites, diambil dari nama "Trinitites", nama yang diberikan untuk butiran partikel yang ditemukan di lokasi uji bom nuklir Trinity di New Mexico.

"Awalnya saya mencari mikroorganisme di pasir pantai sebagai proxy untuk mengukur kesehatan lingkungan laut dangkal di lepas pantai," katanya. Sebaliknya dia menemukan kota yang hilang.

Sebuah awan dari ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. REUTERS

Wannier menemukan butiran-butiran Hiroshima di keenam pantai yang dia ambuil sampelnya di sekitar Motoujina, memperkirakan massa puing-puing yang jatuh ke kedalaman 10 cm dengan sekitar 36 metrik ton untuk pantai-pantai itu. Dia memperkirakan bahwa jumlah total puing yang jatuh mencapai ribuan ton.

"Kami telah menemukan puing-puing reruntuhan 12 kilometer di tenggara hiposenter ledakan bom atom, di sekitar Gerbang Torii Besar, pulau Miyajima, dan juga sekitar 30 kilometer ke arah timur laut," katanya. "Kami berasumsi bahwa penyebaran puing jatuh kira-kira cocok dengan area yang dicakup oleh awan atom."

Setelah pemboman Hiroshima, dan Nagasaki beberapa hari kemudian, tanggapan darurat difokuskan pada penyelamatan dan menyelamatkan nyawa. Wannier dan rekan-rekannya, menulis di jurnal Anthropocene pada bulan April, merenungkan fakta aneh bahwa tidak ada yang memikirkan apa yang terjadi pada kota itu.

"Entah bagaimana, dalam situasi darurat ekstrem ini," tulis para penulis, "pertanyaan tentang keberadaan struktur bangunan perkotaan yang hilang tidak ditanggapi."

Publikasi mereka adalah deskripsi pertama dari puing jatuh akibat ledakan nuklir di lingkungan perkotaan.

Terlepas dari kenyataan bahwa sebuah bom yang lebih kuat dijatuhkan di Nagasaki, efek fisik ledakannya tidak sedramatis Hiroshima. Itu karena ledakan di Hiroshima dijaga oleh pegunungan di sekitarnya. Namun, Wannier berharap bahwa jika seseorang melihat-lihat Nagasaki mereka akan menemukan butiran yang sama seperti yang dia temukan di sekitar Hiroshima. Dampak dahsyat dari bom atom Hiroshima.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus