BOM mobil meledak di pintu gerbang Hotel Paradise di tepi Pantai Mombasa, Kenya, pada Kamis, 28 November. Seorang penyerang berbekal bom menyerbu lobi hotel dan meledakkan dirinya. Ledakan ini menewaskan 15 orang, yang terdiri atas 12 warga Kenya dan 3 warga Israel. Hotel Paradise adalah milik warga Israel dan kelihatannya bom bunuh diri ini ditujukan kepada turis Israel. Beberapa menit sebelum ledakan, sebuah peluru kendali darat-udara melesat ke sasaran pesawat carteran maskapai penerbangan Israel yang sedang lepas landas dari Bandar Udara Mombasa. Serangan rudal itu tak mengenai sasaran pesawat Boeing Arika Airlines 757 yang berisi 261 penumpang dengan 10 awak pesawat?yang kemudian terbang ke Israel dan mendarat dengan mulus di Tel Aviv.
Pihak Amerika Serikat dan Israel segera menuding organisasi Al-Qaidah sebagai dalang serangan ini. Para pejabat di Washington menyebutkan bahwa kelompok Al-Itihad al-Islamiya adalah kelompok yang paling dicurigai bertanggung jawab dalam peristiwa berdarah di Mombasa. Kelompok radikal dari Somalia ini juga dituding sebagai jaringan Al-Qaidah. Pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, memang mudah dikaitkan dengan bom ini. Maklumlah, Amerika juga pernah mencurigai Al-Qaidah berada di balik pengeboman Kedutaan AS di Nairobi pada 1998 dan Daresalam, Tanzania, yang menewaskan 231 orang?termasuk 12 warga AS--dan melukai lebih dari 5.000 orang.
Belakangan, pemerintah Kenya menyatakan 12 orang yang ditahan dalam serangan bom itu tak ada hubungannya dengan Al-Qaidah. Kenya juga menolak memberikan barang bukti dari tempat ledakan kepada AS dan Israel, yang membantu investigasi. "Inilah pertama kalinya Israel menjadi target Al-Qaidah," ujar salah seorang pejabat keamanan Israel.
Raihul Fadjri (AP, Reuters, Washington Post, New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini