Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Buntut skandal marinir

Presiden ronald reagan mengancam membongkar gedung baru kedubes as di moskow, jika soviet tak bisa menjamin bebasnya gedung itu dari alat sadap suara. soviet balik menuduh as melakukan spionase.

18 April 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUSIM dingin belum berakhir, suhu masih di bawah titik beku. Suasana yang jauh dari hangat ini menyambut kedatangan Menlu AS George Shultz di Moskow pekan ini, sementara hubungan Washington -- Kremlin belum cair. Apalagi sejak terbongkarnya skandal seks dan spionase di Kedubes AS di Moskow (TEMPO, 11 April 1987). Amerika memberikan reaksi keras atas peristiwa yang menggegerkan ini. Presiden Ronald Reagan, selain menyatakan kegusarannya, juga mengancam akan membongkar gedung baru Kedubes AS di Moskow, jika Kremlin tak bisa menjamin bebasnya gedung itu dari alat sadap suara. Ia juga melarang pihak Soviet menempati kedubes mereka yang baru di Washington, sampai Kedubes AS di Moskow mulai berfungsi. Pernyataan Reagan ini seiring dengan hasil penyelidikan anggota Kongres AS Danniel Mica dan Olympia Snowe. Kedua anggota Komisi luar negeri Kongres AS itu diutus untuk mengusut skandal mata-mata yang melibat tiga marinir penjaga kedubes di Moskow. Mereka itu, Sersan Clayton Lonetree, Kopral Arnold Bracy, dan Sersan Stanley Stufflebeam, dituduh bersekongkol dengan agen KGB hingga bebas gentayangan di semua ruang rahasia di sana. Selain mengeruk banyak informasi, kuat dugaan KGB juga menanam alat penyadap di tempat itu. "Kedubes itu sama sekali tak aman. Juga gedung yang baru. Butuh waktu paling sedikit lima tahun untuk membuatnya aman," ujar Mica. Secara kasarnya, gedung itu bagaikan telanjang, tanpa perlindungan. Karena itu, mayoritas anggota Senat dan DPR AS mendesak agar kunjungan Menlu Shultz ke Moskow dibatalkan saja, sebab keamanan misinya tak dapat dipertanggungjawabkan. Tapi Shultz yakin untuknya tersedia fasilitas komunikasi yang aman dari Kremlin. Selain itu, menlu AS ini juga mendapat lampu hijau dari Reagan untuk tetap menjalankan misinya. Lagi pula, "Misi itu penting. Tak perlu panik atas kasus spionase itu. Bagi mereka yang paham akan sifat rezim Soviet, peristiwa itu tak begitu mengejutkan," kata Reagan. Di pihak lain, Deputi Menlu Soviet Vladimir Petrovsky menyesalkan upaya menggagalkan lawatan Shultz sebagai "muslihat yang selalu dipakai bila hal penting tengah ditawarkan." Selain itu, Kremlin juga balik menuduh AS menanam perangkat penyadap dan memata-matai berbagai tempat perwakilan Soviet di Amerika. Untuk memperkuat tudingannya, pihak Soviet Kamis pekan lalu memamerkan perangkat sadap mutakhir, yang diakui dikumpulkan dari berbagai perwakilannya di AS. Benda-benda itu dipamerkan dalam sebuah konperensi pers di Washington. Surat kabar pemerintah Soviet Izvestia menulis bahwa perangkat hasil temuan itu adalah peralatan "akustik yang mengagumkan, yang memungkinkan badan intel AS, FBI dan CIA, nguping tiap bisikan yang sehalus apa pun." Sudah bukan rahasia lagi kalau kedua pihak saling memata-matai di mana pun. Hal ini diakui Mica, yang juga menjabat ketua subkomite luar negeri Kongres AS. "Kedua pihak melakukan aksi intel. Hanya mereka (Soviet) berhasil di luar sangkaan kami. Kami juga terkejut akan kemajuan teknologi spionase Kremlin yang mencengangkan," katanya. Kebolehan Soviet membuat perangkat canggih itulah kabarnya yang membuat AS terperangah. Selama ini Washington meremehkan teknologi spionase mereka. Dan dua tahun belakangan ini, sejumlah warga AS telah ditangkap karena bekerja sebagai mata-mata Soviet, khususnya karena terpancing umpan seks dan uang. Cara usang sederhana itulah sebenarnya yang digunakan Soviet, bukan teknologi canggih. Adalah Sersan Clayton Lonetree yang melakukan hubungan intim dengan wanita Soviet di luar pengetahuan atasannya. Terakhir Selasa pekan lalu, Sersan John Joseph Weirick ditangkap karena terlibat kasus mata-mata selama bertugas di konsulat AS di Leningrad periode 1981-1982. Inilah untuk pertama kali diketahui bahwa kegiatan mata-mata juga meluas di luar Moskow. Namun, kasus Weirick diduga tak ada hubungannya dengan skandal tiga marinir, yang membuat Kedubes AS di Moskow telah kebobolan secara amat memalukan itu. F.S., Laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus