Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jutawan Terry Gou maju sebagai calon Presiden Taiwan.
Terry Gou mendorong perundingan kebijakan satu Cina dilanjutkan.
PBB menyebutkan ratusan ribu orang dipaksa bekerja dalam kelompok penipuan online terorganisasi.
TERRY Gou, taipan pendiri Foxconn Technology Group, menggoyang politik Taiwan ketika mengumumkan akan maju dalam pemilihan presiden pada Januari 2024. “Tujuh tahun terakhir, saya telah menyaksikan Taiwan berubah dari negara makmur menjadi berada di ambang kehancuran dalam banyak aspek, termasuk ekonomi, pertahanan nasional, dan urusan luar negeri,” katanya, Senin, 28 Agustus lalu, seperti dikutip Time. “Jika tidak kita cegah sekarang, akan sangat terlambat untuk menyelamatkan Taiwan dari keterpurukan. Kita harus menjatuhkan Partai Progresif Demokratik (DPP).”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gou termasuk politikus yang mendorong pembahasan “prinsip satu Cina”, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari Cina. Sebaliknya, DPP memandang Taiwan sebagai bangsa yang merdeka secara de facto. Gou mengkritik DPP sebagai penyebab ketegangan antara Taiwan dan Cina belakangan ini dan berseru agar kedua negara melanjutkan perundingan di bawah prinsip satu Cina yang terhenti pada 1992.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekayaan Terry Gou mencapai US$ 7 miliar, terutama dari Foxconn, perusahaannya yang memproduksi beragam gawai Apple dan Sony. Pria 72 tahun itu adalah mantan anggota partai Kuomintang dan pernah maju sebagai calon presiden pada 2019, tapi kalah. Kini dia menjadi kandidat independen satu-satunya yang melawan DPP, partai berkuasa yang kini memajukan wakil presidennya, Lai Ching-te, sebagai calon presiden.
Meski terkenal sebagai jutawan, Gou ternyata belum mendapat banyak dukungan di ranah politik. Jajak pendapat Mirror TV, media Taiwan, pada 27-28 Agustus lalu menunjukkan namanya berada di papan terbawah. Posisi pertama masih dipegang Lai Ching-te dengan 33,4 persen suara, diikuti Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan dengan 22,7 persen, Hou Yu-ih dari Kuomintang dengan 15,3 persen, dan Gou yang kebagian 12,9 persen.
Swiss
Ratusan Ribu Orang Terlibat Penipuan Online
KANTOR Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (OHCHR) Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis laporan mengenai operasi penipuan online yang merebak di Asia Tenggara. Operasi ini dijalankan kelompok terorganisasi yang mempekerjakan ratusan ribu orang secara paksa. “Orang-orang yang dipaksa bekerja dalam operasi penipuan ini mengalami perlakuan tidak manusiawi saat dipaksa melakukan kejahatan. Mereka adalah korban. Mereka bukan penjahat,” kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Türk dalam siaran OHCHR pada Selasa, 29 Agustus lalu.
Puluhan WNA asal Cina digerebek terkait sindikat jaringan internasional server judi online, di Batam, Kepulauan Riau, 29 Agustus 2023. Antara/Teguh Prihatna
Kejahatan ini membentang dari penipuan dengan selubung percintaan dan perdagangan kripto hingga judi online. Besarnya kejahatan ini sulit diperkirakan. Laporan itu memperkirakan setidaknya 120 ribu orang di Myanmar dan 100 ribu orang di Kamboja disekap serta dipaksa melakukan penipuan. Negara-negara lain di kawasan ini, termasuk Laos, Filipina, dan Thailand, juga telah diidentifikasi sebagai negara tujuan ataupun transit utama pengiriman puluhan ribu orang yang dipaksa bekerja untuk kelompok kriminal itu.
Para korban mengalami penyiksaan dan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan martabat manusia, juga kekerasan seksual, kerja paksa, serta pelanggaran hak asasi lain. Kebanyakan korban berasal dari Asia Tenggara, tapi ada juga yang datang dari Cina, Afrika, dan Amerika Latin. Mereka umumnya berpendidikan, melek komputer, dan menguasai berbagai bahasa.
Menurut OHCHR, sebagian negara Asia Tenggara sudah punya kebijakan dan undang-undang untuk melawan perdagangan orang semacam ini. Namun, dalam banyak kasus, penegakan hukumnya kurang memadai untuk menghadapi penipuan online yang canggih ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Taipan Teknologi Taiwan Maju sebagai Calon Presiden"