Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cara Jiran Menjaring Pendukung ISIS

Pemerintah Malaysia berupaya keras mencegah warganya bergabung dengan ISIS. Aktif mengawasi media sosial hingga menggandeng FBI.

27 Oktober 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ancaman penyebaran paham Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Malaysia justru berasal dari tempat tak terduga. Bukan dari kelompok-kelompok yang sejak dulu dilabeli sebagai "Islam garis keras", seperti Jamaah Islamiyah, melainkan dari kantor-kantor pemerintah. Hal itu terbukti dengan ditangkapnya 3 pegawai negeri dari total 14 orang yang dicokok otoritas negeri jiran pada pertengahan Oktober lalu karena diduga terlibat dalam penyebaran paham ISIS.

Bahkan inisiator perekrut simpatisan ISIS—kini disebut sebagai Negara Islam (Islamic State)—adalah seorang asisten direktur senior di Kementerian Energi, Teknologi Hijau, dan Air Malaysia. Pria 37 tahun itu menggunakan akun Facebook-nya untuk merekrut simpatisan ISIS, yang nantinya bersedia ikut bertempur di Suriah. Menurut harian The Star, 14 orang yang ditangkap itu memiliki beragam profesi, seperti desainer grafis, koki, karyawan perusahaan, pengusaha, dan pegawai negeri. "Ia merekrut dan mengunggah propaganda Negara Islam ke halaman Facebook miliknya buat mempengaruhi warga Malaysia untuk melaksanakan kewajiban jihad di Suriah," kata Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar di Kuala Lumpur, seperti dilansir Malaysian Insider, Kamis, 16 Oktober 2014.

Penangkapan atas 14 orang tersebut bukan yang pertama. Sepanjang tahun ini, pihak berwenang Malaysia telah menangkap 37 orang yang diduga terkait dengan ISIS. Menurut laporan intelijen pada Agustus lalu, ISIS berupaya membangun jaringan di Malaysia, Indonesia, hingga Thailand. Untuk itulah pemerintah memperketat pengawasan terhadap warganya. September lalu, Kementerian Dalam Negeri Malaysia memerintahkan lembaga keuangan menyaring data nasabah yang diduga terlibat ISIS.

Pada kunjungan ke Washington, DC, Amerika Serikat, Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan pihaknya akan bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika untuk mengidentifikasi ancaman yang dilakukan ISIS di Malaysia. "Ini akan menjadi kerja sama berkelanjutan bagi kedua negara yang telah terjalin sejak 1975," ujar Hamidi kepada The Star, 5 Oktober lalu.

Pemerintah Malaysia juga mulai aktif mengawasi penggunaan media sosial sebagai sarana rekrutmen anggota baru Negara Islam. Menurut Free Malaysia Today, jumlah akun yang menyatakan dukungan terbuka terhadap ISIS memang melonjak. Hal itu diperkuat oleh pernyataan Wakil Direktur Jenderal Divisi Khusus Antiterorisme Kepolisian Malaysia Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay, yang menyebutkan jejaring ­Facebook menjadi media utama perekrutan anggota.

Kepala Eksekutif Gerakan Moderat Global Saifuddin Abdullah menyatakan media sosial telah menjadi lahan subur pembiakan paham ISIS di Malaysia, yang kini mulai mengincar kaum profesional sebagai calon anggota potensial. "Mereka ingin membuat kisah sukses. Jika mereka memiliki anggota dari kalangan profesional, mereka bukan hanya sekumpulan tentara, melainkan juga orang-orang untuk membentuk Negara Islam yang mulia," kata Saifuddin kepada The Straits Times.

Komitmen kuat mencegah berkembangnya paham Negara Islam telah diutarakan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak. Dalam pertemuan Majelis Tinggi UMNO, partai yang dipimpinnya, Najib mengatakan pengawasan dan penangkapan orang-orang yang terlibat aksi terorisme menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghentikan aksi kelompok teror. "Kita harus terus mewaspadai orang-orang semacam itu sehingga kita dapat menghentikan mereka sebelum mereka melakukan aktivitas teroris di dalam dan luar negeri," ucapnya seperti dilansir The Star.

Rosalina (malaysian Insider, The Star, Breitbart News Network, Straits Times)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus