Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidik Korea Selatan mulai mengangkat puing-puing pesawat Jeju Air yang jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan. Kecelakaan pesawat pada akhir pekan lalu menewaskan seluruh penumpang. Hanya dua awak kabin yang ditemukan selamat dalam kecelakaan tersebut. Dilansir dari France 24, para korban juga diperkirakan akan banyak ditemukan dalam pengangkatan puing-puing tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesawat dengan nomor penerbangan 2216 dari Bangkok ke Muan hancur menjadi bola api yang membara setelah bertabrakan dengan instalasi beton di ujung landasan pacu. Pesawat gagal mendarat setelah pilot melakukan panggilan mayday.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab pasti jatuhnya Jeju Air yang menggunakan Boeing 737-800 masih belum diketahui. penyelidik memperkirakan penyebab kecelakaan adalah tabrakan dengan burung, roda pendaratan yang rusak, dan penghalang di ujung landasan pacu.
Dengan menggunakan derek kuning besar, para penyelidik mulai mengangkat bagian-bagian badan pesawat yang hangus pada hari Jumat, termasuk yang tampak seperti mesin dan bagian ekor. "Hari ini, kami akan mengangkat bagian ekor pesawat," kata Na Won-ho, kepala investigasi kepolisian provinsi Jeolla Selatan.
"Kami menduga ada sisa-sisa yang ditemukan di bagian itu," katanya dalam konferensi pers di Bandara Internasional Muan, tempat kecelakaan itu terjadi. "Agar semua itu tuntas dan mendapatkan hasilnya, kita harus menunggu sampai besok."
Karena kerusakan pesawat yang sangat parah, para pejabat mengatakan beberapa bagian mengalami kerusakan yang sangat parah. Butuh waktu bagi para penyelidik untuk menyatukan semuanya. Lokasi kecelakaan masih dijaga oleh penyelidik.
Otoritas Korea Selatan akan mengirim kotak hitam pesawat Jeju Air ke Amerika Serikat untuk dianalisis. Seluruh 179 korban telah teridentifikasi dan beberapa jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk segera dimakamkan.
Polisi telah berjanji untuk segera menentukan penyebab dan pihak yang bertanggung jawab atas bencana tersebut. Kementerian perhubungan mengatakan penyidikan bisa memakan waktu enam bulan hingga tiga tahun.
Pada Kamis pekan lalu, polisi mengamankan bukti localizer bandara, dinding beton yang menampung susunan antena di ujung landasan pacu. Selain itu polisi menyita komunikasi antara menara kontrol dan kokpit sebelum kecelakaan.
Para pejabat juga memeriksa semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai Korea Selatan, yan berfokus pada roda pendaratan. Investigasi itu dipimpin oleh pejabat keselamatan udara Korea Selatan, yang dibantu Administrasi Penerbangan Federal AS.