Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Hubungan Internasional Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Lina Alexandra mengkritik sikap Menteri Luar Negeri Sugiono (Menlu Sugiono) atas posisi Indonesia di dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 yang disampaikan pada Jumat lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lina menyoroti pidato Sugiono yang sedikit menyinggung peran Indonesia di ASEAN. Menurut dia, ASEAN tak banyak dibahas dan hanya dibicarakan di akhir pidato.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yang paling saya sayangkan adalah tidak ada statement bahwa Indonesia ingin kembali menunjukkan leadership di ASEAN,” kata Lina dalam konferensi pers yang tayang melalui akun YouTube CSIS pada Senin, 13 Januari 2024.
Menurut Lina, penegasan soal kepemimpinan di ASEAN yang tak dibahas Sugiono menjadi hal penting yang justru tidak disampaikan. Dia juga berharap agar Indonesia benar-benar serius untuk mengembalikan keutuhan, relevansi, dan kredibilitas ASEAN.
Berkenaan dengan itu, peneliti CSIS, Andrew Mantong, menilai bahwa Indonesia memiliki rekam jejak yang impresif di ASEAN. Di dalam ASEAN, jelas Andrew, Indonesia memiliki kepemimpinan dan menggagas banyak ide.
Dia turut mengingatkan agar pemerintah tak meninggalkan ASEAN usai Indonesia bergabung dengan BRICS.
“Jangan sampai karena ingin melakukan inovasi dalam kebijakan luar negeri, ASEAN-nya ditinggalkan dan hanya melakukan bisnis seperti biasa. Padahal, tantangannya banyak di kawasan sendiri,” tutur Andrew dalam kesempatan yang sama.
Sebelumnya Menlu Sugiono menegaskan Indonesia akan tetap mengedepankan kesatuan dan sentralitas ASEAN. Dia menyebut langkah ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa Indonesia ingin menjadi tetangga yang baik. Tentu saja, sebagai tetangga, hal ini bermula dari kawasan ASEAN,” kata Sugiono saat menyampaikan pidato dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Januari 2025.
Setelah terpilih menjadi presiden, Sugiono menuturkan, negara-negara anggota ASEAN menjadi target kunjungan Prabowo. Bahkan, jelas dia, kunjungan itu dilakukan sebelum Prabowo dilantik.
“Hal ini menunjukkan pentingnya ASEAN bagi Indonesia” ujar Sugiono.
Menurut Sugiono, sentralitas ASEAN ditunjukkan antara lain dengan penghormatan negara-negara terhadap norma-norma ASEAN, seperti Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau Treaty of Amity and Cooperation (TAC).
“Untuk itu, Indonesia akan terus mendorong dukungan dan penghormatan terhadap TAC yang semakin luas” tuturnya.
Lebih lanjut, Sugiono juga menyatakan bahwa Indonesia akan berupaya aktif membantu penyelesaian krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar.
Tak sampai di situ, Sugiono menegaskan bahwa peran Indonesia di dalam ASEAN ini sejalan dengan Asta Cita yang juga memuat visi Indonesia yang ingin terus memantapkan supremasi dan kepemimpinannya di tingkat global.
Pilihan Editor: CSIS Nilai Pidato Tahunan Menlu Sugiono Sarat Retorika