Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Culik-Culik Farabundo

Putri presiden El Salvador, Ines Duarte, dibebaskan para gerilyawan (fmnlf) setelah 44 hari disekap. Ines sebagai salah satu barter pembebasan tahanan antara gerilyawan & pemerintah.(ln)

2 November 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HELIKOPTER kepresidenan itu baru saja mendarat. Baling-balingnya masih berputar keras, tapi pintu seperti dibuka dengan terburu-buru. Beberapa detik kemudian terlihat Nyonya Ines Guadalupe Duarte Duran meloncat ke luar, lalu berlari memeluk kedua orangtua serta tiga anaknya yang menunggu. Dan mereka tenggelam dalam tangis haru pada 24 Oktober pagi itu. Bagaimana tidak. Buat Presiden Duarte dan sebagian rakyat El Salvador inilah akhir suatu ketidakpastian yang panjang. Setelah selama 44 hari, Ines, putri sulung sang presiden, disekap para seteru politik ayahnya, entah di mana. Dan hari-hari yang panjang itu penuh perundingan alot dan pelik yang dilakukan oleh berbagai perantara. Tak heran jika Duarte, setelah berpose bersama putrinya untuk para wartawan, berkata, "Sebuah beban raksasa hilang sudah." Tapi beban-beban berat lain masih menunggunya. Penculikan Ines hanya suatu babak baru dalam perang saudara di El Salvador, yang sudah berlangsung selama enam tahun. Sebab, pembebasan Ines, 35, yang diculik bersama sahabat wanitanya ketika pulang kuliah, 10 September lalu, bukan tanpa harga. Presiden Duarte harus menukar nyawa putrinya dengan pembebasan 22 tahanan politik, dan 96 gerilyawan yang membutuhkan pengobatan dijamin aman bila berobat ke luar negeri. Imbalan yang di peroleh pemerintah adalah, selain dibebaskannya Ines, juga 38 pejabat pemerintah yang juga diculik, di antaranya 33 orang wali kota berbagai wilayah. Itu belum termasuk tiga tahanan politik yang dibebaskan awal bulan ini sebagai tanda niat baik pemerintah. Kelompok kanan yang menyokong Duarte menyebut jumlah itu terlalu mahal. Sehingga mereka, yang diwakili Aliansi Nasionalis Republikan, Perkumpulan Pengusaha Kopi, dan kelompok lainnya, memasang iklan besar-besaran di media massa. Isi iklan itu meminta pemerintah menjelaskan alasan membebaskan para gerilyawan tersebut. Beberapa pejabat militer pro-Duarte juga mengkhawatirkan peristiwa ini akan menjadi preseden untuk kegiatan penculikan berikutnya. Duarte, yang pernah menyatakan tak akan tunduk pada tuntutan gerombolan penculik, menganggap kekhawatiran itu tidak beralasan. Tapi para pengawal pribadinya kelihatannya cukup senewen. Terbukti, keesokan harinya, para pengawal itu menembak sebuah mobil yang ngebut di depan istana. Padahal, isi mobil itu adalah dua detektif polisi yang sedang mengejar bandit. Apa boleh buat, seorang detektif dan seorang penumpang bis, yang tak bersalah, tewas seketika. Keresahan di kota itu merupakan kemenangan bagi gerilyawan yang bernaung di bawah payung Farabundo Marti National Liberation Front (FMNLF). Adalah kelompok ini yang menuntut Dembebasan 34 anggota mereka dari penjara pemerintah sebagai syarat pembebasan Ines dan sandera lainnya. "Ini merupakan pukulan paling telak bagi Diktator Napoleon Duarte dan kemenangan FMNLF di bidang hak asasi manusia," komentar radio Venceremos, yang diudarakan pihak pemberontak. Belajar dari kemenangan ini, FMNLF menculik lagi - terjadi lagi dua hari setelah Ines dibebaskan. Kali ini korbannya Kolonel (Angkatan Udara) Omar Napoleon Avalos, yang disergap di depan keluarganya. Diduga sekitar 10 gerilyawan bersenjata lengkap terlibat pada peristiwa penculikan di rumah direktur penerbangan sipil itu, yang berjarak 32 km sebelah timur San Salvador. Presiden Duarte mengumumkan bahwa telah dibentuk panitia khusus untuk membebaskan bekas pembantu dekatnya itu. Tampaknya Uskup Agung Arturo Rivera y Damas, pihak palang merah, dan para diplomat yang telah menjadi perantara pembebasan Ines masih harus bekerja keras lagi. Bambang Harymurti Laporan kantor berita internasional

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus