Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan kabur meninggalkan Damaskus ke tempat yang tidak diketahui setelah pejuang oposisi masuk Ibu Kota. Warga turun ke jalan serta memenuhi alun-alun untuk merayakan kepergian Assad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejuang oposisi sudah masuk ke jantung Kota Damaskus dan menyatakan sebuah era baru. Mereka pun mengundang warga Negara Suriah yang berlindung ke luar negeri agar pulang kampung. Hadi al-Bahra, Kepala koalisi oposisi Suriah di luar negeri, mendekalarasikan Damaskus sudah bebas dari al-Assad dan mengucapkan selamat pada seluruh warga Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali disebutkan masih berada di kediamannya. Al-Jalali menyatakan siap bekerja sama dengan kubu oposisi dan ingin memastikan lembaga publik masih menjalankan fungsinya. Adapun Abu Mohamed al-Julani, Ketua kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham telah memerintahkan kelompok oposisi lainnya agar jangan menyerang fasilitas umum.
Saksi mata menceritakan warga Damaskus bergembira dan meneriakkan kata ‘bebas! Bebas!’. Kebebasan itu merujuk pada kebebasan Suriah dari 50 tahun berkuasanya keluarga Bashar al-Assad dan ayahnya.
Para pejuang oposisi membebaskan tahanan perang yang di penjara di Lembaga Pemasyarakatan Sednaya di utara Damaskus. Para pejuang oposisi juga melakukan hal yang sama di penjara lain yang dilakukan dalam 10 hari terakhir.
Tentara Suriah dilaporkan sudah menyerahkan senjata mereka dihadapan para pejuang oposisi. Pada Minggu pagi, 8 Desember 2024, panglima militer Suriah dilaporkan sudah mendeklarasi pemeritahan Assad sudah berakhir.
Kegembiraan warga juga terlihat beberapa jam sebelum pejuang oposisi masuk Damaskus dan mengambil alih Kota Homs, yang berlokasi dua jam dari wilayah utara Damaskus. Perebutan kota itu dilakukan tanpa perlawanan dari tentara Suriah.
Homs adalah kota yang punya lokasi strategis. Segera setelah pemberontak dari oposisi mengendalikan kota itu, mereka memutuskan hubungan antara Damaskus dengan benteng-benteng pesisir al-Assad di Lattakia dan Tartus.
Sumber: aljazeera.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini