Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEPERTI tanaman kerontang di musim kering, tubuh Anwar yang tipis dan ringkih itu menyender di kursi roda. Lehernya terbalut sejenis plastik. Perutnya dibebat kain khusus agar "torso"-nya yang tergolek lunglai di kursi bisa sedikit terbantu tegak. Toh, deraan fisik tak melindapkan senyum dari bibirnya atau memadamkan pijar di balik kacamatanya. Pijar itu kian besar setelah pengadilan, akhirnya, memerdekakan diri dia dari hukuman.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo