PEKAN ini, Presiden Amerika Serikat, Carter, melakukan
perjalanan ke berbagai negara. Salah satu di antara negara yang
dikunjunginya adalah Arab Saudi. Negeri yang diperintah oleh
pangeran-pangeran Arab itu menjadi amat penting di mata Amerika
Serika karena ia merupakan penghasil minyak utama di dunia.
Dari hasil minyak itu Arab Saudi menjadi kaya raya dan
berpengamh dalam berbagai urusan penting dunia. Berikut ini
sebuah "cerita" men,enai kekayaan Arab Saudi tersebut.
BUAT negara-negara super semacam Amerika, Uni Soviet, yang
menjadi rahasia utama mereka adalah letak peluru-peluru kendali,
data pertahanan dan intelijen. Tapi untuk negara-negara kaya
baru seperti misalnya Arab Saudi, rahasia negara itu lain lagi.
Untuk Arab Saudi yang merupakan rahasia terpentingnya adalah
modal yang ditanamkan dalam berbagai bidang serta jumlah yang
pasti dari uang yang merupakan hasil tambang-tambang minyak itu.
Jumlah penanaman modal Saudi di Amerika hingga kini tetap
merupakan rahasia. Departemen Keuangan Amerika rupanya telah
bekerja sama dengan orang-orang Arab untuk menjaga kerahasiaan
itu.
Lingkungan Moneter
Diperkirakan bahwa jumlah itu berkisar di sekitar 35 sampai 40
milyar dolar Amerika. Ini baru di AS saja. Penanaman modal Saudi
di Amerika jauh di atas penanaman modal asing lain secara
tradisionil, misalnya saja Jerman Barat. Penguasaan petro dolar
yang sangat berlebih-lebihan dalam sepuluh tahun terakhir ini
telah membuat Arab Saudi menjadi pemegang peran utama dalam
lingkungan moneter dan finansial dunia.
Menurut perkiraan, jumlah seluruh penanaman modal asing Saudi
berkisar di sekitar 60 bilyun dolar Amerika. Uang ini dinamakan
oleh Menteri Luar Negeri Saudi, Ibn Faisal, sebagai "senjata
uang". Dan uang sebanyak itu setiap saat bisa saja digunakan
sebagai pemukul ekonomi negara-negara industri maju.
Tindakan semacam itu bukan tidak mungkin menjadi bumerang juga
terhadap ekonomi Saudi. Perang ekonomi nampaknya sulit
dikobarkan oleh Saudi. Sebelum boom minyak yang terjadi selama
dasa Warsa terakhir ini, Saudi sudah terbiasa hidup dengan
mempraktekkan suatu teknik kebijaksanaan yang bisa ditelusuri
asal muasalnya sejak zaman Muawiyati, kurang lebih tiga belas
abad yang lalu.
Muawiyah merupakan Khalifah Umayyad pertamina Syahdan. Dia
mempraktekkan diplomasi yang dinamakannya "diplomasi rambut".
Muawiyah mengatakan: "Kalau selembar rambut saja yang
menghubungkan dengan seorang sekutu, maka akan berusaha untuk
tiddk memutuskan rambut itu. Kalau ia menariknya, aku akan ulur
dan kalau ia ulur aku akan menariknya."
Buat Arab Saudi sekarang, rambut Muawiyah" merupakan buku cek.
Dengan diplomasi dolar yang lugas, ia telah berhasil menjinakkan
musuh-musuh Saudi di masa lalu. Mesir, Suriah, Irak ataupun
orang-orang Palestina boleh saling mendaki, tapi diplomasi Saudi
berputar terus. Tak ada satu pun di antara mereka itu yang
berani mengambil risiko untuk memutuskan ketergantungan
finansial mereka kepada cukong utama Timur Tengah itu.
Posisi Terikat
Kepada negara-negara tetangganya di dunia Arab, Saudi
membagi-bagikan petro dolarnya berupa pinjaman, hadiah, bantuan
ekonomi, persenjataan, teknik dan lain-lain yang membuat
negara-negara tetangganya itu berhutang budi kepadanya. Di dunia
Barat, Saudi menginvestasikan uangnya dengan cara yang penun
perhitungan. Ini menempatkan beberapa negara Barat dalam posisi
terikat kepadanya. Dan negara-negara itu pada suatu saat kritis
akan memberikan perlindungan militer kepadanya. Di samping itu
taktik ini memberinya peluang untuk mencari di pasaran bagi
ekspor minyak dan petrohirnianya, dan pada kesempatan yang sama
bisa memasukkan materi dan teknologi untuk mencoba menyuburkan
tanah-tanah gersangnya. Ini jelas perlu, mengingat bahwa suatu
saat nanti sumur minyaknya bakal kering. Tapi kebijaksanaan
macam ini pada kenyataannya sebagian besar dipraktekkan dalam
hubungan dengan Amerikat Serikat.
Baik Washington maupun Riyadh tak suka kalau hubungan istimewa
mereka diketahui orang luar. Atas permintaan Saudi Departemen
Keuangan Amerika menolak memberi keterangan mengenai seluk-beluk
jumlah maupun bidang investasi Arab di Amerika.
Memajukan Islam
Ekspor uang Saudi ke Dunia Ketiga antara lain untuk memperkuat
persekutuannya dengan Amerika. Kebijaksanaan ekonomi luar negeri
Saudi sejalan dengan tujuan Amerika untuk membendung atau
membatasi pengaruh Uni Soviet dan komunisme.
Tujuan kedua adalah untuk memajukan Islam serta menolong
negara-negara Islam yang miskin. Tapi dengan syarat bahwa
negara-negara itu secara politis tak memusuhi Amerika.
Tapi tujuan ketiga, yang berupa memperkuat negara-negara Arab
lain secara militer dalam menghadapi Israel, telah membuat
posisi Amerika serba salah. Namun, sebegitu jauh konflik ini
belum pernah terbuka.
Abdul Azis al Quraishi, ketua Badan Moneter Arab Saudi baru-baru
ini mengatakan bahwa negerinya telah memberi bantuan kepada
negara-negara miskin sebesar 14 bilyun dolar. Ini, katanya enam
belas kali lebih besar dari bantuan yang diberikan oleh
negara-negara maju.
Menurut perkiraan, setiap tahun ada kurang lebih 50 negara yang
memperoleh pinjaman dan bantuan Saudi yang seluruhnya berjumlah
kira-kira 10, 10 sampai 12 bilyun dolar.
Dari kesemuanya itu Mesir, Suriah dan Yordania menerima
kira-kira 40 persen dari seluruh bantuan luar negeri Saudi.
Kelompok-kelompok utama dalam Front Pembebasan Palestina (PLO)
menggaet 10 juta dolar setiap tahunnya dalam bentuk tunai. Uang
itu dimaksudkan agar sikap orang-orang Palestina lebih moderat
dalam menjalankan kegiatan gerilyanya. Dan tentu saja, agar
mereka tidak menjalankan kegiatan-kegiatan anti Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini