Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cobalah tolong, tuan carter

Kunjungan pm. israel menachem begin ke mesir menghasilkan deklarasi bersama begin-sadat mengenai masalah negara palestina. sadat dianggap pengkhianat. carter tidak setuju adanya negara palestina. (ln)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGIN akhirnya berkunjung ke Mesir. Pembesar Israel pertama yang berkunjung ke Mesir itu diterima oleh Presiden Anwar Sadat pada hari natal yang lalu di Ismailia, sebuah kota kecil di tepi terusan Suez. Pada rencana semula, kunjungan hanya akan berlangsung selama beberapa jam, tapi kemudian terbukti bahwa Begin bermalam di Ismailia. Meski demikian. pertemuan penting itu tidak juga menghasilkan keputusan istimewa. Seperti telah diduga semula, terhadap masalah Palestina. kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan. Negara Palestina Di lapangan terbang Ben Gurion, Tel Aviv. beberapa saat setelah menyelesaikan penerbangan dari Mesir. tanggal 26 Desember yang lalu, Begin dan Moshe Dayan, menlu, memberikan keterangan yang kelihatannya bertentangan. Perdana Menteri Begin berkata: "Pertemuan Ismailia berhasil." Tapi Dayan dikutip oleh para wartawan sebagai mengatakan: "Masih ada jurang pemisah. Terutama dalam soal Palestina." Di Ismailia, Begin kabarnya berkata dengan tegas: "Saya tidak ingin menjadi Perdana Menteri Israel yang menandatangani persetujuan berdirinya sebuah negara Palestina. Pada deklarasi bersama. Begin Sadat yang disiarkan di akhir pertemuan mereka. posisi kedua belah pihak dalam masalah Palestina tertulis sebagai berikut: "Posisi Mesir adalah bahwa di Tepian Barat (sungai Yordan) dan Tanah Genting Gaza harus didirikan sebuah negara Palestina. Posisi Israel ialah bahwa orang-orang Arab Palestina di Yudea, Samaria dan tanah genting Gaza harus menikmati sebuah pemerintahan yang otonom." Dalam penjelasan lisannya pada konperensi pers, Begin menjelaskan bahwa otonom Palestina itu terbatas pada pengurusan dalaun negeri, sedang urusan keamanan dan hubungan luar negeri masih akan tetap berada di tangan Israel. Begin tidak meninggalkan Ismailia dengan kosong. Dalam deklarasi bersama juga disebut adanya peningkatan pertemuan Kairo - dimulai tanggal 14 Desember dari tingkat pejabat tinggi menjadi tingkat menteri. Masalah yang akan menjadi topik pembicaraan tingkat menteri itu meliputi soal-soal politik dan militer. Dalam hal ini, menteri luar negeri dan menteri pertahanan yang akan bersibuk. "Sidang-sidaag yang membahas politik akan berlangsung di Kairo. Sedang yang bersifat militer akan diadakan di Yerusslem," begitu Sadat menjelaskan kepada para wartawan pekan silam. Kelompok Penolak Pembicaraan yang menyangkut masalah militer sebenarnya sudah berlangsung sebelum kunjungan Begin ke Ismailia. Tanggal 20 Desember yang lalu, Menteri Pertahanan Israel, Jenderal Weizman melakukan sebuah kunjungan rahasia ke Iskandaria, kota pelabuhan utarna Mesir. Di sana ia melakukan pembicaraan dengan Menteri Peperangan Mesir, Jenderal Gani Gammasi. Dalam pembicaraan itu kabarnya Israel secara terbuka menawarkan penarikan pasukan-pasukannya dari jazirah Sinai yang mereka duduki sejak perang tahun 1967. "Jika formula Israel bisa berlahu di Sinai, maka pada dataran tinggi Golan dan tanah genting Gaza, formula yang sama juga akan diberlakukan," komentar seorang juru bicara di Yerusalem. Tapi karena Mesir menghindari penyelesaian sepihak, pembicaraan Gammasi dengan Weizman belum bisa dinikmati hasilnya dalam waktu singkat. Juga kunjungan Weizman ke Iskandaria bukan tanpa hasil sama sekali. Atas desakan Jenderal Gammasi, beberapa saat sebelum Begin memulai kunjungannya ke Ismailia, sejumlah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel dibebaskan. Tapi uluran tangan Israel ini sama sekali tidak digubris oleh orang-orang Palestina yang tergabung dalam PLO. Setelah secara resmi menggabungkan diri dalam kelompok penolak terhadap inisiatif damai Sad'at, yang dilakukan PLO hanyalan mengutuk Sadat dan tindakan-tindakan politiknya. Bahkan seorang tokoh Palestina di tepian barat sungai Yordan, Hamdi Al.Qadi, pekan silam dibunuh oleh gerilyawan Palestina. Kesalahannya: "Berkolaborasi dengan orang-orang Israel yang kini bersekongkol dengan Presiden Sadat." Suasana Psikologis Setelah kunjungan Begin, Timur Tengah lebih diramaikan oleh serangan terhadap Sadat. Ia kini dalam posisi tertu duh sebagai "elah memberi konsesi terlalu banyak kepada Israel." Itu tuduhan yang paling ringan. Radio Suriah pehan silam sudah dengan jelas menyebutnya sebagai pengkhianat bangsa Arab, sedang PLO Inenyebutnya sebagai melakukan "persekutuan dengan Zionis." Harapan baru di Timur Tengah nampaknya tertumpu pada Presiden Amerika, Carter, yang pekan ini melakukan kunjungan ke Saudi Arabia. Para peninjau melihat kemungkinan bahwa Raja Khaled dari Saudi Arabia akan memainkan suatu peranan penting dengan mendesak Carter agar membujuk Israel untuk tidak mengecewakan Sadat. "Sebab jika Sadat gagal. Mesir bisa beralih tangan ke pemerintahan yang radikal dan ini akan makin mempersulit penyelesaian di Timur Tengah." Dan tanda-tanda bakal munculnya kesulitan itu sudah terlihat dengan jelas pekan silam. Hari Rabu, 8 Desember yang lalu beberapa saat sebelum memulai kunjungan muhibahnya ke luar negeri Presiden Amerika Serikat. Carter. dikutip sebagai tidak menyetujui berdirinya sebuah negara Palestina di tepian barat sungai Yordan dan di tanah genting Gaza. "Saya betul-betul kecewa dengan pernyataan Presiden Carter itu" kata Sadat hari Jumat pekan silam. Carter, menurut Sadat, telah merusak suasana psikologis yang telah dicapai di Timur Tengah sejak kunjungan ke Yerusalem yang bersejarah itu. Di Tel Aviv. Menachem Begin memberikan sambutan lain terhadap pernyataan Carter tersebut. 'Pernyataan itu akan sangat membantu kelancaran perundingan.' kata Begin. Tapi Carter cukup cemas juga atas reaksi Mesir. Ia memutuskan untuk berkunjung menemui Sadat, dan menjelaskan duduk soalnya. Tanpa bantuan Carter nasib Sadat akan kian buruk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus