Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dari saigon dengan korupsi

Vietnam utara yang merupakan daerah minus & vietnam selatan yang relatif makmur setelah dipersatukan menimbulkan ketidak-seimbangan. timbul korupsi, pungutan liar di kalangan penguasa. (ln)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA tahun sudan vietnam Utara dan Selatan dapat dipersatukan. Akan tetapi kemakmuran yang tak seimbang antara kedua wilayah itu membawa problim-problim baru bagi pemerintah persatuan. Vietnam Selatan relatif lebih makmur, sedangkan Utara merupakan daerah minus. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh ketidak-seimbangan ini adalah korupsi. Siaran-siaran resmi serta laporan yang dibawa keluar oleh para pengungsi menunjukkan bahwa para penguasa tinggi komunis telah menyelewengkan dana-dana dan membagi-bagikan barang sitaan dari Selatan untuk digunakan di kalangan mereka sendiri dan menerima pungutan liar. Sogok-menyogok merajalela terutama di kalangan para pemelihara keamanan dan orang-orang yang kepingin keluar dari negeri yang dikuasai kaum komunis itu. Menutup Mata & Telinga Skandal semacam itu lebih menghebat akhir-akhir ini. Karenanya Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (PKV beberapa waktu yang lalu telah mengeluarkan suatu pedoman untuk menanggulangi berbagai kecurangan. Petunjuk itu sekarang sudah tersebar di seluruh negeri dengan tujuan untuk membrantas apa yang disebut sebagai "praktek-praktek negatif dalam kehidupan sosial-ekonomi." "Dewasa ini baik di Utara maupun di Selatan penyelewengan atas hak milik negara, suap-menyuap, praktek-praktek terlarang serta manifestasi negatif lain di kalangan alat-alat negara dan masyarakat makin menanjak baik dalam kwalitas maupun kwantitas demikian antara lain bunyi pedoman itu. Sebuah surat kabar yang terbit di Hanoi menyatakan pula bahwa di Utara pun para pejabat komunis masih menutup mata dan telinga terhadap kasus-kasus seperti "penjudiam alkoholisme, penyelewengan seks dan manipulasi lain." Dan ini, kata surat kabar itu selanjutnya, terjadi di suatu negara yang telah ada di bawah pemerintahan komunis selama 20 tahun. Serangkaian peringatan resmi untuk memberantas korupsi telah dikeluarkan dan dinyatakan berlaku sejak bulan Januari 1974 - satu tahun sebelum munifikasi. Walaupun demikian peraturan-peraturan itu dianggap remeh malahan dikesampingkan, karena adanya oposisi dijamin oleh sekelompok orang berpengaruh dan berkedudukan lumayan. Ini juga terjadi karena waktu itu Hanoi sedang memusatkan daya untuk mempersatukan seluruh negeri. Pedoman yang baru-baru ini dikeluarkan menyatakan pula bahwa kegagalan kampanye anti korupsi dan peraturan-peraturannya di masa lalu disebabkan karena peraturan-peraturan tersebut "tak berkemampuan untuk mencegah dan melawan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat pemerintahan yang berkedudukan tinggi dan berpengaruh. Laporan-laporan lain berupa cerita tentang banyaknya pejabat yang turun dari Utara ke Selatan dan di sana mereka melakukan berbagai penyelewengan kekayaan yang disita dari daerah yang baru ditaklukkan. Mereka, katanya, juga menerlma suap. Mabuk-Mabukan Para peninjau umumnya heran mengapa daerah Utara begitu banyak menarik perhatian para penguasa, padahal banyak sekali persoalan di Selatan yang harus diatasi. Pedoman anti penyelewengan menyebutkan pula tentang "elemen-elemen berbahaya berupa para penjahat profesionil dan kepala batu" yang beroperasi di kota-kota besar di Utara seperti Hanoi dan Haiphong. Sedangkan di Selatan kegiatan elemen-elemen perusak ini berpusat di Saigon yang sekarang telah dirubah namanya jadi Kota Ho Chi Minh. Pada tanggal 5 September lalu, Nhan Dan, harian resmi PKV memuat suatu artikel tentang kegiatan pasar gelap yang tersebar di sepanjang delta Sungai Mekong bagian utara. "Hampir di seluruh jalur angkutan delta Sungai Mekhong terjadi penggerogotan milik negara, trutama di tempat-tempat yang bernama Red, Chanh, Lach- Tray, Luoc, Thai Binh, Cau. Thuong dan Dao. Di sepanjang sungai-sungai lain di utara bermunculan toko-toko di darat maupun terapung yang kegiatannya menadah, membeli dan menjual barang-barang curian. "Transaksi yang terjadi di sana, menurut Nhan Dal, dilakukan dengan terang-terangan dan berani. Barang-barang berpindah tangan dengan cepat. Pejabat-pejabat telah memergoki berton-ton bahan bakar, pupuk, beras, bahan makanan lain, semen dan batu bara yang sedang diperjual-belikan. Menurut para pengungsi banyak sekali petani yang berada di sekitar pasar-pasar gelap itu meninggalkan sawah, ladang dan daerah pertanian mereka untuk terjun ke dalam bisnis gelap yang sangat menguntungkan itu. Gejala-gejala inilah yang disebut Nhan Dan merupakan rangsangan timbulnya "perjudian, mabuk-mabukan, perdagangan seks dan krisis moral."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus