DUA tahun sudan vietnam Utara dan Selatan dapat dipersatukan.
Akan tetapi kemakmuran yang tak seimbang antara kedua wilayah
itu membawa problim-problim baru bagi pemerintah persatuan.
Vietnam Selatan relatif lebih makmur, sedangkan Utara merupakan
daerah minus. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh
ketidak-seimbangan ini adalah korupsi.
Siaran-siaran resmi serta laporan yang dibawa keluar oleh para
pengungsi menunjukkan bahwa para penguasa tinggi komunis telah
menyelewengkan dana-dana dan membagi-bagikan barang sitaan dari
Selatan untuk digunakan di kalangan mereka sendiri dan menerima
pungutan liar. Sogok-menyogok merajalela terutama di kalangan
para pemelihara keamanan dan orang-orang yang kepingin keluar
dari negeri yang dikuasai kaum komunis itu.
Menutup Mata & Telinga
Skandal semacam itu lebih menghebat akhir-akhir ini. Karenanya
Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (PKV beberapa waktu yang
lalu telah mengeluarkan suatu pedoman untuk menanggulangi
berbagai kecurangan. Petunjuk itu sekarang sudah tersebar di
seluruh negeri dengan tujuan untuk membrantas apa yang disebut
sebagai "praktek-praktek negatif dalam kehidupan
sosial-ekonomi."
"Dewasa ini baik di Utara maupun di Selatan penyelewengan atas
hak milik negara, suap-menyuap, praktek-praktek terlarang serta
manifestasi negatif lain di kalangan alat-alat negara dan
masyarakat makin menanjak baik dalam kwalitas maupun kwantitas
demikian antara lain bunyi pedoman itu.
Sebuah surat kabar yang terbit di Hanoi menyatakan pula bahwa di
Utara pun para pejabat komunis masih menutup mata dan telinga
terhadap kasus-kasus seperti "penjudiam alkoholisme,
penyelewengan seks dan manipulasi lain." Dan ini, kata surat
kabar itu selanjutnya, terjadi di suatu negara yang telah ada di
bawah pemerintahan komunis selama 20 tahun.
Serangkaian peringatan resmi untuk memberantas korupsi telah
dikeluarkan dan dinyatakan berlaku sejak bulan Januari 1974 -
satu tahun sebelum munifikasi. Walaupun demikian
peraturan-peraturan itu dianggap remeh malahan dikesampingkan,
karena adanya oposisi dijamin oleh sekelompok orang
berpengaruh dan berkedudukan lumayan. Ini juga terjadi karena
waktu itu Hanoi sedang memusatkan daya untuk mempersatukan
seluruh negeri.
Pedoman yang baru-baru ini dikeluarkan menyatakan pula bahwa
kegagalan kampanye anti korupsi dan peraturan-peraturannya di
masa lalu disebabkan karena peraturan-peraturan tersebut "tak
berkemampuan untuk mencegah dan melawan pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat pemerintahan yang
berkedudukan tinggi dan berpengaruh.
Laporan-laporan lain berupa cerita tentang banyaknya pejabat
yang turun dari Utara ke Selatan dan di sana mereka melakukan
berbagai penyelewengan kekayaan yang disita dari daerah yang
baru ditaklukkan. Mereka, katanya, juga menerlma suap.
Mabuk-Mabukan
Para peninjau umumnya heran mengapa daerah Utara begitu banyak
menarik perhatian para penguasa, padahal banyak sekali persoalan
di Selatan yang harus diatasi. Pedoman anti penyelewengan
menyebutkan pula tentang "elemen-elemen berbahaya berupa para
penjahat profesionil dan kepala batu" yang beroperasi di
kota-kota besar di Utara seperti Hanoi dan Haiphong. Sedangkan
di Selatan kegiatan elemen-elemen perusak ini berpusat di Saigon
yang sekarang telah dirubah namanya jadi Kota Ho Chi Minh.
Pada tanggal 5 September lalu, Nhan Dan, harian resmi PKV memuat
suatu artikel tentang kegiatan pasar gelap yang tersebar di
sepanjang delta Sungai Mekong bagian utara. "Hampir di seluruh
jalur angkutan delta Sungai Mekhong terjadi penggerogotan milik
negara, trutama di tempat-tempat yang bernama Red, Chanh, Lach-
Tray, Luoc, Thai Binh, Cau. Thuong dan Dao. Di sepanjang
sungai-sungai lain di utara bermunculan toko-toko di darat
maupun terapung yang kegiatannya menadah, membeli dan menjual
barang-barang curian. "Transaksi yang terjadi di sana, menurut
Nhan Dal, dilakukan dengan terang-terangan dan berani.
Barang-barang berpindah tangan dengan cepat. Pejabat-pejabat
telah memergoki berton-ton bahan bakar, pupuk, beras, bahan
makanan lain, semen dan batu bara yang sedang diperjual-belikan.
Menurut para pengungsi banyak sekali petani yang berada di
sekitar pasar-pasar gelap itu meninggalkan sawah, ladang dan
daerah pertanian mereka untuk terjun ke dalam bisnis gelap yang
sangat menguntungkan itu. Gejala-gejala inilah yang disebut Nhan
Dan merupakan rangsangan timbulnya "perjudian, mabuk-mabukan,
perdagangan seks dan krisis moral."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini