Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dituduh Pakai Baju Tak Sopan, Guru di Rusia Banjir Dukungan

Kuvshinnikova mendapat dukungan dari rekan sesama guru setelah dia fotonya yang diunggah ke media sosial diprotes kepala sekolah.

31 Maret 2019 | 15.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tatiana Kuvshinnikova, guru, 38 tahun, dianggap telah berpakaian tak pantas. Sumber: The Siberian Times/mirror.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah guru perempuan di Rusia melakukan aksi protes di dunia maya untuk membela kolega mereka sesama guru. Guru tersebut diketahui bernama Tatiana Kuvshinnikova, 38 tahun, dituding telah berpakaian tak pantas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari mirror.co.uk, Minggu, 31 Maret 2019, Kuvshinnikova dipecat dari pekerjaannya setelah dituduh berpakaian seperti seorang pekerja seks komersial dan dianggap memprovokasi murid-murid laki-laki dengan pakaian tersebut. Namun yang terjadi, Kuvshinnikova sebagai tertuduh, malah mendapat dukungan secara nasional dengan hastag 'guru juga manusia'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus Kuvshinnikova bermula saat dia mengunggah pada media sosialnya sejumlah foto yang memperlihatkannya menggunakan pakaian rok pendek berbahan mengkilap dan foto dia dengan baju renang di tepi pantai. Kepala Sekolah lalu memprotes dengan mengatakan pegawai sekolah tidak seharusnya memperlihatkan banyak bagian tubuh mereka.

Tatiana Kuvshinnikova, guru, 38 tahun, dianggap telah berpakaian tak pantas. Sumber: The Siberian Times/mirror.co.uk

Anastasia, guru bahasa Rusia dari Ivanovo, mengatakan Kuvshinnikova adalah seorang perenang sehingga pemecatan terhadapnya diduga karena atasan Kuvshinnikova tak suka padanya.

"Bagaimana guru zaman sekarang seharusnya dalam memenuhi permintaan para orang tua dan para pengawas mereka? Status keluarga, ukuran dada, panjang lengan bajunya? Hobinya?," kata Anastasia yang mendukung Kuvshinnikova.

Dasha Lukashenskaya, guru dari Velikie Luki, Rusia juga angkat bicara atas kasus Kuvshinnikova ini. Dia mengatakan orang-orang sekarang sudah kurang waras jika melihat apa yang terjadi pada Kuvshinnikova.

"Apakah guru adalah sebuah ras berbeda? Kehidupan pribadi seorang guru ya itu kehidupan pribadinya," kata Lukashenskaya, yang mendesak para orang tua murid agar berhenti mencari tahu kehidupan pribadi seorang guru yang bekerja profesional.

Sedangkan Alyona Chupriyanova-Tarasova, guru bahasa Inggris dari Omsk di Siberia, menyerang jaksa penuntut. Dia mengingatkan guru juga manusia dan foto dengan pakaian renang bukan menghina martabat orang lain.

"Saya ingin mengingatkan semua orang kalau guru itu juga manusia. Apa yang terjadi saat ini adalah perundungan," kata Yana Abdullina.

Menurutnya guru juga punya hak memiliki kehidupan pribadi, termasuk memakai baju renang, ditindik, di tato, menjalankan hobi dan minatnya. Guru memainkan peran penting di kehidupan sosial, namun guru tidak membawa kehidupan pribadinya ke sokolah.

Kuvshinnikova berasal dari Barnaul, Siberia, Rusia yang pada Februari lalu hendak di pecat oleh atasannya namun tak jadi karena mendapat dukungan dari wali murid. Kepala sekolahnya yang bernama Olga Gain dalam sebuah wawancara media mengatakan Kuvshinnikova telah berpakaian seperti pekerja seks komersial, sepatu hak tinggi dan pakaian di atas lutut sehingga memperlihatkan banyak bagian tubuh.

Setelah kepala sekolah memecatnya, muncul gelombang protes dari orang tua murid sehingga Kuvshinnikova pun bertahan. Namun pada Maret 2019 ini, Kuvshinnikova memutuskan berhenti sebagai guru karena mengalami tindakan tak menyenangkan di sekolah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus