Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dokter Muda di Inggris Bersiap Mogok Massal, Protes Gaji Kecil

Dokter muda di Inggris mengancam akan mogok massal karena kecilnya gaji dan tunjangan kesehatan. Mereka terancam tak bisa membayar pinjaman kuliah.

10 Maret 2023 | 20.20 WIB

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu dokter junior di Inggris berencana mogok massal pekan depan. Salah satu dokter yang akan mogok massal, Pog Wang mengatakan alasannya adalah mereka muak dengan pemerintah yang tidak peduli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wang mengatakan, para dokter terlalu banyak bekerja, dibayar rendah dan dibebani dengan pinjaman saat kuliah yang tak bisa terbayar. Pria berusia 28 tahun itu mengatakan dia dan rekan-rekannya telah terdesak setelah kenaikan gaji di bawah inflasi bertabrakan dengan melonjaknya biaya hidup. Dia pun sanksi bahwa bisa membayar pinjaman kuliah kepada pemerintah sebesar 85.000 pound atau setara US$ 101.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain itu, dia juga marah dengan perawatannya selama pandemi. Saat pandemi Covid-19 melonjak, para dokter tidak berdaya untuk membludaknya pasien di rumah sakit. Dukungan publik tidak bisa membayar tagihan.

Dia bergabung dengan dokter junior di seluruh Inggris yang akan melakukan pemogokan pada 13 Maret selama tiga hari. Mereka memprotes gaji dan kelelahan yang berisiko membuat staf keluar dari layanan kesehatan karena harus menangani pasien yang daftar tunggunya mencapai rekor tertinggi.

"Kami telah mencapai titik didih di mana kami sudah muak," kata Wang, anggota dewan British Medical Association (BMA), yang mewakili dokter dan mahasiswa kedokteran. "Kemarahan terlihat jelas bahwa kami telah digunakan dan disalahgunakan dan diremehkan sampai sejauh ini."

Wang menjadi dokter karena senang membantu orang. Setelah menghadiri sekolah kedokteran selama enam tahun, dia telah bekerja selama dua tahun dalam pelatihan khusus sebagai dokter psikiatri.

Dokter junior adalah dokter yang berkualifikasi, dengan pengalaman beberapa tahun. Mereka bekerja di bawah bimbingan dokter senior dan mewakili sebagian besar komunitas medis negara.

Wang dibayar sekitar 40.000 pound setahun untuk basisnya 40 jam seminggu. Ia bekerja dengan jam tambahan hingga sekitar 48 jam seminggu. Dia menyewa kamar di flat bersama temannya di London barat dengan harga yang murah. Sewa apartemen sebulan sekitar 1.000 pound.

Menurut Wang, dia sedang berjuang untuk bertahan secara finansial karena inflasi makanan mencapai 17 persen. "Kami benci suara tepuk tangan, karena kosong," kata Wang. Dia mengacu pada kampanye Clap for Our Carers Inggris untuk petugas kesehatan selama puncak pandemi. "Jika Anda menghargai kami dan apa yang telah kami lalui dan dalam hal pengorbanan yang telah kami lakukan, bayarlah dengan benar."

BMA mengatakan gaji dokter junior telah dipotong lebih dari seperempat selama 15 tahun terakhir, ketika menggunakan ukuran inflasi Indeks Harga Eceran (RPI). Karena itu pula menurut Wang, anggota BMA memilih untuk mogok.

Pemogokan membuat sektor kesehatan di Inggris terancam lumpuh. Daniel Zahedi, 27, adalah dokter junior lainnya yang berencana melakukan aksi mogok pada hari Senin. Dia menggambarkan rumah sakitnya di Cambridge, Inggris bagian timur, kekurangan staf. "Seringkali tidak cukup," kata Zahedi.

Sebagai dokter tahun pertama setelah gelar kedokterannya, Zahedi mengatakan dia mendapat sekitar £29.000 per tahun sebagai gaji pokok minimal 40 jam seminggu. Dia mengatakan bekerja kira-kira 60 jam minggu ini, sedikit di atas rata-rata. Utang pinjaman untuk kuliahnya mencapai sekitar 100.000 pound.

"Bukan hanya 100 ribu sebagai siswa, Anda harus membayar untuk menjadi anggota Royal College, membayar untuk mengikuti ujian, bahkan untuk kemajuan dalam karir," katanya.

Zahedi berkata, dia tidak dapat melihat dirinya bertahan dalam profesi itu untuk jangka panjang, meskipun dia mencintai pekerjaannya. "Orang-orang kehabisan tenaga di kiri, kanan dan tengah, di mana gaji semakin terkikis dari tahun ke tahun, di mana kondisi semakin buruk, di mana perawatan pasien rusak," katanya. "Mereka merasa diremehkan dan orang-orang pergi."

Pada Januari, Perdana Menteri Rishi Sunak menguraikan perlunya memangkas waktu tunggu rumah sakit sebagai salah satu dari lima prioritas pemerintahannya. Memerangi pemogokan di berbagai sektor termasuk pengemudi kereta api dan guru, Sunak mengatakan bahwa pembatasan gaji sektor publik diperlukan untuk mengendalikan inflasi dua digit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus