ISIDORO, itulah nama sandi bagi Felipe Gonzalez Marquez, di
zaman rezim Franco, ketika Partai Sosialis bergerak di bawah
tanah. Pada masa itu Gonzalez sering berkunjung ke Prancis,
mengadakan kontak dengan markas besar partai yang sedang dalam
pengasingan. Ia pernah ditangkap polisi, tahun 1971, sehabis
menghadiri rapat rahasia partai. Tapi diluar dugaan ia bebas 48
jam kemudian. Tiga tahun kemudian Gonzalez terpilih sebagai
sekjen partai, tiga tahun berikutnya ia tampil sebagai politisi
Spanyol, satu-satunya yang tersohor di dunia hanya dengan nama
kecil Felipe.
Dilahirkan 40 tahun yang lalu di Bellavista, Seville, dia
belajar ilmu hukum di kota yang sama. Dia bergabung pada
organisasi Sosialis Muda pada usia 20 tahun. Anak kedua dari
empat bersaudara ini terbiasa dengan hidup sederhana dan tidak
menyesali latar-belakang sosial yang kemudian sangat berpengaruh
dalam karirnya sebagai politisi. Dia bukan bintang kampus, bukan
juga si otak cemerlang, tapi pembawaannya yang lincah serentak
menarik perhatian Alfonso Guera, orang kedua Partai Sosialis
kini. "Yang luar biasa ialah kemampuannya berkomunikasi dengan
siapa saja," ujar Guera. Tapi bukan cuma itu. Guera mengakui
Gonzalez punya pengalaman luas dengan kaum pekerja. Di samping
itu, kharisma.
Tinggi semampai, tampan dengan rambut hitam teronggok
sembarangan, Gonzalez segera menonjol baik di kandangnya
sendiri, maupun di gelanggang yang lebih luas. Ia mahir
berpidato dan selalu mengakhiri wejangannya dengan pesan-pesan
menyentuh. "Kita harus sungguh-sungguh membangun Spanyol." Atau,
"Kita harus memulihkan rasa percaya diri." Seperti yang sudah
dipersiapkan rapi, Gonzalez selalu bicara langsung ke hati
nurani pendengarnya. Dan siasat ini mengena.
Tinggal di sebuah apartment kecil di luar kota Madrid, Gonzalez
membina gaya hidup sederhana bersama istrinya Carmen dan tiga
anak yang masih kecil. Segala sesuatu di sekeliling dirinya
membuktikan bahwa ia seorang sosiaiis tulen.
Ia gemar melnbaca. Dan shabatnya, Presiden Kuba Fidel Castro
pernah menghadiahi buku favoritnya Don Qui xote. Dan secara
teratur mengiriminya cerutu Havana yang mahal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini