PUSAT Komunikasi Rahasia Inggris (GCHQ) yang terletak di
Cheltenham, 90 menit perjalanan mobil dari London, kini
mengalami krisis. Agen Soviet konon hadir di sana. Kebocoran
rahasia GCHQ kali ini, menurut New York Times, merupakan yang
terlama dan paling mengacaukan dinas intelijen Barat sejak
Perang Dunia II.
GCHQ, salah satu pusat sandi modern di dunia, dikenal sebagai
telinga Barat dalam memonitor peristiwa dunia. Markas ini
dilengkapi komputer Tandem Non-stop buatan AS, dan dirancang
khusus untuk mengolah data berikut terjemahan dan anlisanya. Di
situ mereka menyadap informasi rahasia, terutama dari Uni
Soviet, yang berseliweran lewat telepon, teleks, radio,
televisi, dan transmisi komputer selama 24 jam. Sedikitnya
10.000 karyawan bertugas. Setiap hari informasi dari sana
dikirim ke dinas rahasia AS, Kanada, Australia dan Selandia
Baru--negeri yang punya hubungan kerjasama di bidang intelijen
dengan Inggris.
Sejak terbongkarnya kedok Geoffrey Arthur Prime sebagai agen
bayaran Soviet di GCHQ, Juli, pihak Amerika kelabakan. Dinas
intelijen AS pekan lalu mengutarakan lagi kekhawatiran bahwa
pesan rahasia yang didapat dan dianalisa oleh Badan Keamanan
Nasional (NSA) di Washington yang diteruskan kepada Inggris
mungkin sudah mengalir ke Kremlin. "Pelanggaran sekuriti yang
serius," komentar Menteri Pertahanan AS Caspar Weinberger di New
York, tapi ia tak menyebut apa langkah berikutnya dalam soal
ini.
Alex Lawrie, pensiunan GCHQ, yang diwawancarai surat kabar The
Guardian mengatakan kemungkinan. bocornya rahasia dari
Cheltenham sangat besar. Konon pengamanan di GCHQ tak begitu
ketat. Seorang dekorator saja, misalnya, dapat masuk dan bekerja
malam hari tanpa izin khusus. Menurut Lawrie, mungkin Uni Soviet
lebih banyak mengetahui GCHQ dibanding dirinya yang 22 tahun
bekerja di sana.
Dinas intelijen Soviet, dengan petunjuk dari Prime, dapat segera
mengubah sistem kode dan frekuensi alat komunikasi mereka. Atau
mungkin juga kode dan frekuensi mereka tidak diganti. Tapi pesan
Soviet yang disampaikan lewat saluran itu -- yang dimonitor oleh
GCHQ--mungkin pula informasi yang salah. Akibatnya: dinas
rahasia Barat bisa keliru memberikan analisa--ini akan
mempengaruhi pula kebijaksanaan pemerintah masing-masing dalam
menggariskan politik luar negeri.
Perdana Menteri Margaret Thatcher belum mengomentari heboh GCHQ.
Sampai minggu lampau, ia masih belum memberi pertanggungjawaban
kepada Parlemen. Hingga Ted Leadbitter, fraksi Partai Buruh,
menuduh Thatcher sengaja menutup-nutupi skandal spionase di
GCHQ.
Peristiwa Prime yang bekerja di GCHQ dari 1968 sampai 1981
mengingatkan orang kembali pada kasus Klaus Fuchs--warganegara
Inggris yang mencuri rahasia bom atom sekutu untuk Uni Soviet
pada Perang Dunia II. Tak berlebihan bila koran The Daily
Telegrapb di London menulis kebocoran di GCHQ dapat mengurangi
kepercayaan AS terhadap dinas rahasia Inggris di masa datang.
Dinas Intelijen AS dan Inggris selama ini bekerjasama menyadap
rahasia dan saling menukar informasi yang mereka kumpul dari
segenap penjuru dunia.
Tapi siapakah Geoffrey Arthur Prime ? Berusia 44 tahun, ahli
bahasa Rusia, dia selama 13 tahun bertugas menerjemahkan naskah
rahasia hasil sadapan dari Uni Soviet. Ia mengetahui banyak kode
dan frekuensi rahasia Soviet yang bocor. Informasi inilah yang
kemudian dijualnya kepada Kremlin.
Tak disebutkan berapa Prime menerima imbalan. Yang pasti ia
sudah jadi spion Soviet sewaktu Angkatan Udara Inggris
menempatkannya di Jerman Barat. Sampai Juli lalu pemerintah
Inggris sama sekali tak mencurigainya sebagai mata-mata asing.
Terungkapnya petualangan Prime agak kebetulan, ketika ia
diperiksa polisi sehubungan dengan kasus homoseks. Istrinya
dimintai keterangan. "Saya sama sekali tidak tahu-menahu skandal
homo Prime. Tapi saya yakin ia. kemungkinan seorang mata-mata,"
kaa sang nyonya.
Ironisnya kebocoran di GCHQ justru terjadi di saat Inggris
sedang bergembira dengan pembelotan Vladimir Kuzichkin, anggota
teras dinas rahasia Soviet (KGB), ke Barat. Ia sebelumnya adalah
Wakil Konsul pada Kedutaan Besar Soviet di Teheran.
AS tampak berharap dari pemeriksaan Prime dan Kuzichkin akan
lebih terbongkar jaringan Soviet di GCHQ. Tapi, seperti
diungkapkan New York Times, dinas intelijen AS sengaja
membeberkan kebocoran di GCHQ--rupanya karena dinas rahasia
Inggris mendiamkan penetrasi Soviet yang diketahuinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini