MENJELANG tengah malam 200.000 massa yang berkumpul dalam rapat
akbar di Universitas Madrid serentak meneriakkan, "Fe-li-pe,
Fe-li-pe." Di pentas seorang pria tampan berdiri di bawah lampu
sorot tangan kanannya mengacungkan V (untuk victo), tangan
kirinya melambaikan seikat mawar segar. Senyum ramah yang hangat
dikirimkannya pula. Dialah Felipe Gonzalez, 40 tahun, Seyen
Partai Sosialis Spanyol (PSS), pemenang pemilu di Spanyol pekan
lalu.
"Masa lalu punya mereka tapi masa depan milik kita," demikian
Gonzalez, mengingatkan 43 tahun masa pemerintahan golongan
konservatif yang dimulai sejak Jenderal Franco berkuasa. Dalam
satu tarikan napas ia juga bermaksud menegaskan kemenangan
partainya, satu kemenangan mutlak, pertama kali sejak Franco,
juga pertama kali sejak golongan Sosialis diberi kesempatan
berpolitik 6 tahun yang lalu.
Sebuah poll sebelumnya telah meramalkan PSS akan merebut 200
dari 350 kursi Kongres yakni Majelis Rendah dalam Cortes
(Parlemen Spanyol). Hasil pemungutan suara (28 Oktober) ternyata
mencatat 201 untuk Sosialis, 105 kursi untuk Perserikatan
Populer (Alianza Popular) yang segera menyatakan tekadnya untuk
tampil sebagai oposisi loyal. Hanya 11 kursi tersisa untuk
Persatuan Pusat Demokratik (UCD) yakni partai pemerintah yang
sebelumnya memborong 167 kursi, sementara Partai Komunis hanya
kebagian 5, merosot dari sebelumnya 23 kursi.
Massa Sosialis merayakan kemenangan mereka sampai Jumat
dinihari. Mereka menari-nari di jalan-jalan di Madrid, satu
kegembiraan yang pantas, setidaknya untuk memperingati
keberhasilan sistem demokrasi.
NEGERI itu telah berulang kali terancam kudeta oleh pihak
ekstrim kanan di tubuh Angkatan Bersenjata, atau terganggu oleh
gerakan kaum separatis Basque. Katakanlah, Spanyol lolos dari
lubang jarum. Sebuah peralihan kepemimpinan, yang dikhawatirkan
akan gagal, terbukti berjalan lancar. Dan ini juga positif untuk
Raja Juan Carlos yang amat berkepentingan akan terjaminnya
kelangsungan demokrasi. Raja itu ikut menggagalkan usaha para
jenderal merebut kekuasaan, Februari 1981.
Leuk keberhasilan Partai Sosialis mungkin pada kampanye lunak
dan sopan, menghindari permusuhan. Slogan mereka berbunyi Demi
Perubaban, namun tidak ada semangat radikal yang menggebu-gebu,
tidak ada bendera merah, ataupun tinju yang mengepal. Tak ada
lagi mars Internationale yang masih bergema 5 tahun lalu.
Singkat kata, Gonzalez dan Alfonso Guera, juga pemimpin Partai
Sosialis, bantingsetir tanpa ragu-ragu.
Dulu dikenal sebagai Topan Felipe, Gonzalez kini tampil dalam
gaya seorang pengacara daerah. Dengan setelan jas, dasi terbuhul
rapi, kedua tangan tersimpan di saku, Gonzalez berpidato
panjang, toh tidak membosankan. Dia mengingatkan orang pada
mendiang Presiden Kennedy yang muda, tampan, intelektual dan
penuh kharisma. Penampilannya dan janjinya yang tidak murahan
telah menggugah orang.
Untuk membujuk 2 juta penganggur Gonzalez menjanjikan 200.000
lapangan kerja yang akan dibuka tiap tahun. Dalam realisasinya
Partai Sosialis cenderung melaksanakan program kredit pemerintah
yang dikontrol ketat untuk memajukan pengusaha kecil dan
menengah terutama di daerah-daerah rawan. Di samping itu
dijanjikan pengurangan jam kerja serta menggalakkan pemungutan
pajak tanpa menaikkan tarif pajak. Berbeda dengan Presiden
Mitterand (juga Sosialis) di Prancis, Gonzalez tidak bermaksud
menasionalisasi perusahaan swasta. Pokoknya seluruh nada
kampanye Sosialis Spanyol berhatihati, tidak mengagetkan.
Namun khusus terhadap NATO (Organisasi Pertahanan Pakta Atlantik
Utara, Gonzalez dan kawan-kawan nampak tegas. "Kami tidak
menentang NATO, tapi menentang keanggotaan Spanyol dalam NATO,"
ucap Gonzalez. Menurut dia, soal keanggotaan NATO itu bagi
Spanyol akan ditentukan oleh suatu referendum nanti.
Di samping itu ada niat Partai Sosialis meninjau kembali
perjanjian pertahanan Spanyol-AS. Partai Sosialis nanti memilih
politik luar negeri berhaluan netral, mendukung hak-hak manusia
seraya memberi perhatian khusus pada negara-negara Amerika
Latin.
Angkatan Bersenjata ternyata amat berperan dalam mensukseskan
pemilu. Lebih dari 100.000 polisi dan tentara berjaga-jaga di
beberapa gedung pemerintah, stasiun radio dan TV, juga bandar
udara Baraja, Madrid. Andaikata percobaan kudeta dilancarkan
sebelum pemilu, seperti yang disesas-desuskan, mereka sudah siap
menumpasnya. Penjagaan yang sama ketatnya terlihat di
perbatasan, kedutaan dan Istana Raja Carlos.
Memang, sebelumnya pihak polisi di Barcelona, Madrid dan
Valladolid menahan banyak pemuda yang bersimpati pada golongan
ekstrim kanan yang disinyalir merencanakan sabotase untuk
menggagalkan kemenangan Partai Sosialis. Tapi, seperti kata
Menhan Alberto Oliart, Spanyol cukup aman untuk menyambut
pemilu. Apa yang masih harus dibuktikan nanti ialah apakah
pemerintah Sosialis di bawah pimpinan Felipe Gonzalez akan kuat
dan meyakinkan selama periode 5 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini