Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas harus dipertahankan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia memperingatkan bahwa jika kesepakatan tersebut gagal, dampaknya akan menjadi kekacauan besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancara melalui telepon dengan NBC News pada Sabtu, 18 Januari, Trump menegaskan, "Kita akan segera melihat hasilnya, dan ini sebaiknya bertahan."
Trump juga menyebutkan bahwa ia telah menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk melanjutkan tindakan yang diperlukan guna menyelesaikan konflik tersebut. “Terus lakukan apa yang perlu dilakukan. Pastikan ini segera berakhir. Kami menginginkan ini berakhir, tetapi tetap jalankan apa yang perlu dilakukan,” ujarnya.
Pria yang hari ini dilantik jadi Presiden Amerika Serikat itu juga menekankan pentingnya AS mendapatkan kembali rasa hormat di tingkat global, yang menurutnya menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan kesepakatan tersebut.
Trump menyebutkan, "Rasa hormat adalah hal utama yang harus dimiliki Amerika Serikat. Ini harus terjadi dengan cepat." Ia memperingatkan bahwa jika rasa hormat tersebut tidak ada, gencatan senjata yang telah disepakati bisa berantakan. “Jika mereka menghormati kita, maka ini akan bertahan. Jika tidak, kekacauan besar akan terjadi."
Trump juga mengungkapkan rencananya untuk bertemu dengan Netanyahu dalam waktu yang dekat. Namun, ia tidak memberikan kapan rincian lebih lanjut tentang pembicaraan yang akan dilangsungkan.
Sementara itu, Qatar baru-baru ini mengumumkan perjanjian gencatan senjata dalam tiga tahap. Kesepakatan tersebut diharapkan dapat menghentikan lebih dari 15 bulan serangan mematikan oleh Israel di Jalur Gaza. Gencatan senjata itu dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu pukul 8.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB).
Konflik ini telah menyebabkan korban jiwa yang sangat besar, dengan hampir 47.000 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, kehilangan nyawa, serta lebih dari 110.700 orang terluka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023, menurut laporan otoritas kesehatan setempat.
Pada perkembangan lain, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah tentang penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu, pemimpin otoritas Israel, serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Surat tersebut dikeluarkan pada November 2024, dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait tindakan mereka di Gaza. Selain itu, Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, situasi di Gaza akan menjadi perhatian internasional yang mendalam. Langkah-langkah untuk memastikan perdamaian terus menjadi tantangan besar, sementara tekanan global terhadap pihak-pihak yang terlibat terus meningkat. Dukungan dan keterlibatan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump yang akan datang, akan memainkan peran penting dalam menentukan arah penyelesaian konflik ini.