Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ajudan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Kamis, 16 Juni 2022, memberi kesaksian dihadapan komite kongres yang menyelidiki serangan di US Capitol. Mereka mengatakan, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menekan dan mengancam Pence untuk membatalkan kekalahannya pada pemilihan 2020 meskipun berulang kali diberitahu bahwa itu ilegal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eastman berpendapat bahwa Pence dapat menolak hasil dari negara bagian tertentu jika dia pikir itu tidak sah. Langkah itu disebut bisa memberi Partai Republik kesempatan untuk menyatakan Trump sebagai pemenang di negara bagian tersebut, meskipun ada penghitungan suara yang sebenarnya.
Penasihat Pence mengatakan kepada komite bahwa gagasan itu tidak memiliki dasar hukum. "Sungguh menakjubkan bahwa argumen ini disusun, bahkan dengan sendirinya diterima oleh presiden Amerika Serikat," kata mantan Hakim Pengadilan Banding Amerika Serikat J. Michael Luttig, yang juga penasihat informal Pence.
Anggota komite terpilih DPR yang dipimpin Demokrat mengatakan, Trump melanjutkan kampanye tekanannya meskipun dia tahu massa pendukungnya mengancam Capitol pada 6 Januari 2021. Saat itu Pence dan anggota parlemen bertemu untuk secara resmi mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.