Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, membenarkan Amerika Serikat dan Indonesia telah membahas dan bekerja sama dalam berbagai isu yang berkaitan dengan rantai pasokan (supply chain) mineral penting. Pembahasan itu menjadi bagian dari topik yang dibahas dalam pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Joe Biden di Washington DC pada Selasa, 12 November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lakhdhir menyebut kedua negara berkomitmen meningkatkan transparansi dan keragaman dalam supply chain di berbagai mineral yang berbeda, termasuk nikel. Kamala menuturkan industri supply chain berjalan sangat luas karena ada begitu banyak pelaku yang berbeda di sepanjang rantai dan berbagai aspek pekerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya rasa ada komitmen di kedua pemerintah untuk terus bekerja sama guna memperluas transparansi dan berbagai pilihan pasokan," kata Lakhdhir, dalam acara konferensi pers di kantor Kedutaan Besar AS untuk Indonesia di Jakarta Pusat pada Rabu, 20 November 2024,
Lakhdhir memastikan isu ini akan tetap berlanjut meski masa transisi pemerintahan Joe Biden ke Donald Trump sedang berjalan karena permasalahan ini sangat penting bagi perekonomian kedua negara. Lakhdhir juga menyoroti urgensi transisi menuju penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Dia menyebut isu ini masih terus dibahas kedua negara secara intensif.
Dalam pernyataan bersama Prabowo dan Biden, rantai pasokan mineral disebut berperan penting untuk memperkuat sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara serta mendukung transisi energi bersih global. Kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk mengembangkan rantai pasokan mineral penting di kedua negara melalui kemitraan yang saling menguntungkan yang mempromosikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk standar lingkungan, dan ketenagakerjaan yang kuat. Mereka berjanji untuk mempercepat diskusi yang sedang berlangsung tentang mineral penting.
Terkait dengan sektor energi, pada 2023 Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Amerika Serikat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Clean Energy Working Group Indonesia-Amerika Serikat. Kesepakatan ini menandai pendirian kelompok kerja untuk pengembangan energi bersih di Indonesia.
MOU Clean Energy Working Group merupakan MoU terkait pendirian kelompok kerja untuk pengembangan energi bersih di Indonesia, MoU ini akan menggantikan MOU Indonesia - Amerika Serikat terkait Power Working Group for Indonesia yang telah ditandatangani pada tahun 2015 dan hanya terfokus pada isu ketenagalistrikan, pada masa itu program 35 GW.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini