Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato di Sidang Umum PBB ke-79 pada Selasa mengecam PBB karena tidak mengambil tindakan atas genosida Israel di Gaza. Ia juga menuduh Israel mengubah wilayah Palestina menjadi “pemakaman anak-anak dan wanita terbesar di dunia”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara di Majelis Umum PBB di New York, dia berkata, “Di Gaza, tidak hanya anak-anak yang meninggal, tetapi juga sistem PBB. Nilai-nilai yang diklaim oleh negara-negara Barat sedang sekarat, kebenaran sedang sekarat, dan harapan umat manusia untuk hidup di dunia yang lebih adil sedang sekarat – satu demi satu.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya bertanya secara blak-blakan di sini: Apakah mereka yang berada di Gaza dan wilayah pendudukan Tepi Barat bukan manusia? Apakah anak-anak di Palestina tidak punya hak?”
Sebagai seorang yang vokal mengkritik serangan Israel di Gaza, Erdogan juga mengecam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena menyeret kawasan Timur Tengah lebih jauh ke dalam “perang”. Dia mendesak komunitas internasional untuk menghentikan “Netanyahu dan jaringan pembunuhannya,” dan membandingkan perdana menteri dengan Adolf Hitler.
“Sama seperti Hitler dihentikan oleh aliansi kemanusiaan 70 tahun lalu, Netanyahu dan jaringan pembunuhannya harus dihentikan oleh ‘aliansi kemanusiaan’,” katanya.
Presiden Turki menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, di mana operasi militer Israel telah menewaskan sedikitnya 41.467 orang. Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober setidaknya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
“Gencatan senjata segera dan permanen harus dicapai, pertukaran sandera-tahanan harus dilakukan, dan bantuan kemanusiaan harus dikirim ke Gaza tanpa hambatan dan tanpa gangguan,” kata Erdogan.
Selain Gaza, Erdogan juga memberikan dukungan kepada Lebanon, tempat Israel melancarkan serangan luas yang menargetkan Hizbullah dalam beberapa hari terakhir.
Berbicara tentang gelombang terbaru serangan mematikan Israel di Lebanon, Erdogan berkata, “Apa lagi yang Anda tunggu untuk menghentikan jaringan pembantaian Netanyahu yang juga membahayakan nyawa warga negaranya sendiri serta rakyat Palestina dan menyeret seluruh wilayah ke dalam perang? Demi prospek politiknya?”
Dia mengkritik Dewan Keamanan PBB karena gagal memerintahkan penghentian pertempuran di Gaza dan Lebanon.
“Dewan Keamanan PBB, tunggu apa lagi untuk mencegah genosida di Gaza dan mengatakan ‘hentikan’ kekejaman dan barbarisme ini?” dia bertanya.
Erdogan menyebut negara-negara yang mendukung Israel dengan “cara tanpa syarat” dan bertanya, “Berapa lama Anda bisa menanggung rasa malu menyaksikan pembantaian ini?”
“Saya ingin menyatakan dengan sangat jelas dan lantang di sini bahwa pemerintah Israel mengabaikan hak asasi manusia, menginjak-injak hukum internasional di setiap kesempatan, dan melakukan pembersihan etnis – sebuah genosida yang jelas terhadap suatu bangsa,” kata Erdogan.
Dia mengatakan bahwa ketika PBB didirikan, harapan terhadap stabilitas global, perdamaian dan keadilan terlahir kembali.
“Terus terang, sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, PBB gagal memenuhi misi pendiriannya dan secara bertahap menjadi struktur yang tidak berfungsi,” katanya.
AL JAZEERA