Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar kematian mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi, 67 tahun, mengejutkan publik internasional. Morsi dijemput malaikat maut pada Senin, 17 Juni 2019 pukul 4.50 sore waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi pemimpin dunia pertama yang mengucapkan belasungkawa atas kepergian Morsi ke alam akhirat. Erdogan yang mempunyai hubungan dekat dengan Morsi menyebut Morsi sebagai syuhada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semoga Allah mengistirahatkan saudara kita, Morsi dengan damai," kata Erdogan seperti dikutip dari aljazeera.com, Selasa, 18 Juni 2019.
Situs channelnewsasia.com, mewartakan atas kematian Morsi ini Presiden Erdogan menyalahkan pemerintah Mesir yang diduga telah berlaku seperti raja yang lalim. Morsi pingsan di ruang sidang dan saat tiba di sebuah rumah sakit di ibu kota Kairo, dia sudah tidak bernyawa lagi.
"Sejarah tidak akan melupakan mereka yang telah bersikap tirani hingga menyebabkannya (Morsi) pada kematian. Dia dimasukkan ke penjara dan mengancamnya dengan hukuman," kata Erdogan dalam sebuah pidatonya di kota Istambul yang disiarkan televisi.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam pernyataan Penasehat Keamanan AS, John Bolton, agar negaranya melindungi pasukan milisi Kurdi YPG pasca penarikan pasukan AS dari Kota Manbij, Suriah. Reuters.
Hubungan Turki dan Mesir meredup saat negara itu dipimpin oleh pemerintahan militer dan sekarang dikuasai oleh Presiden Abdel Fattah al-Sisi. Pada 2013, Sisi yang saat itu menjabat sebagai panglima militer memimpin kudeta terhadap pemerintahan Morsi. Semenjak itu, dia lalu menjadi presiden.
Erdogan sangat mengecam kudeta terhadap Morsi dan menyerukan pembebasannya serta para anggota Ikhwanul Muslimin yang juga dipenjara. Erdogan menggambarkan kematian Morsi sebagai sebuah simbol eksekusi yang mengincarnya dan para simpatisannya.
"Di mata kami, Morsi adalah seorang syuhada yang kehilangan hidupnya demi sebuah kasus yang diyakininya," kata Erdogan.