Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - FBI mengidentifikasi pelaku penyerangan di New Orleans bernama Shamsud-Din Jabbar, 42 tahun, dan meyakini pelaku mengaku punya sangkut-paut dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS). Jabbar pernah merekam komentarnya yang mengutuk musik, narkoba dan minuman beralkohol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi penyerangan dilakukan dengan cara menabrakkan sebuah truk ke arah kerumunan orang di pusat French Quarter, destinasi populer untuk merayakan hari besar seperti Malam Tahun Baru, di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, pada Rabu, 1 Januari 2025, sekitar pukul 03.15 pagi waktu setempat. Kejadian itu menyebabkan 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FBI pada Kamis, 2 Januari 2025, meyakinkan pelaku penyerangan bertindak sendirian setelah sebelumnya curiga pelaku mungkin bertindak bersama sejumlah rekan. Jabbar adalah pensiunan Angkatan Darat yang pernah bertugas di Afghanistan. Jabbar tewas di tempat ditembak oleh aparat kepolisian.
FBI menyebut kejadian ini sebagai sebuah serangan terorisme. FBI menyimpulkan tindakan Jabbar terinspirasi dari ISIS, yakni sebuah kelompok garis keras di Irak dan Suriah.
“Ini adalah sebuah tindakan yang sudah direncanakan dan perbuatan iblis,” kata Wakil Direktur FBI Christopher Raia, Kamis, 2 Januari 2025.
Tim investigasi saat ini melacak jalur radikalisme Jabbar, khususnya soal bagaimana dia berubah dari pensiunan tentara menjadi agen properti, karyawan sebuah kantor pajak dan perusahaan konsultan di Deloitte menjadi seseorang yang 100 persen terinspirasi dari ISIS. Sebuah bendera ISIS dipasang di bagian belakang truk yang digunakan untuk melakukan penyerangan. Truk itu adalah kendaraan sewaan.
Sejumlah ahli berpendapat meskipun kampanye militer oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat secara garis besar telah melemahkan ISIS, namun kelompok itu terus merekrut anggota secara online.
Abdur Rahim Jabbar, adik tiri Jabbar juga mengaku terkejut dengan tindakan saudaranya itu. Dia menyebut kakaknya dalam beberapa waktu terakhir terpukul oleh perceraiannya, namun dia tidak memperlihatkan tanda-tanda kemarahan beberapa pekan sebelum penyerangan.
“Dia sosok yang pintar, lucu, kharismatik, penyayang, penuh semangat, rendah hati dan bahkan tak bisa melukai lalat. Maka itu, berita ini sungguh melukai. Kami pun mencoba memahami apa yang telah berubah dari dia,” kata Abdur Rahim Jabbar
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Pengadilan Terbitkan Surat Penahanan pada Yoon Suk Yeol
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini