Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Fretilin, Benteng Terakhir Alkatiri

12 Juni 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keadaan di be-kas gedung BP7 yang terletak di Ja-lan Komoro, Di-li, tampak tenang. Ta-pi be-berapa tentara Aus-tra-lia, lengkap dengan enam panser, dalam posisi siap menembak. Me-reka menjaga gedung yang kini jadi gedung Ko-mite Pusat Fretilin (CCF). Ya, hanya sekitar 300 meter dari situ, ke arah barat, di dekat jem-batan Sungai Komo-ro, ada sekelompok pemuda- yang membakar dan men-jarah. Tentara perdamaian di bawah otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Selandia Baru, Malaysia, dan Aus-tralia tidak ber-daya meng-hentikan ke-ber-i-ngas-an mereka.

Saat itu, di tengah ke-rusuhan yang sudah ber-langsung dua minggu, Fretilin, partai terbesar- di Timor Leste, meng-adakan rapat tertutup lebih dari delapan jam. Tema besarnya: konso-lidasi politik. Hampir semua petinggi partai, termasuk Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang juga Sekretaris Jenderal Fretilin, datang.

Pertemuan ini meng-angkat mantan Menteri Dalam Negeri Ro-ge-rio Tiago Lobato—yang diberhentikan dua pekan silam—sebagai Wakil Presiden Fretilin, mendampingi Presiden Fretilin Francisco Guterres Luolo. Sedangkan Jose Manuel, yang dalam pemerintahan menjabat Sekretaris Negara Urusan Pemuda dan Olahraga, serta anggota Fretilin Jose Reis, diangkat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal.

Kepada wartawan seusai pertemuan itu, Alkatiri menyebut: Partai Fretilin memiliki kekuatan politik besar sehingga tidak mungkin goyah. Apalagi ada penambahan beberapa anggota komisi yang bisa membantu memperbaiki kekurangan yang dihadapi Komite Sentral. ”Jadi, dalam krisis ini, Fretilin malah semakin kuat,” ujar Alkatiri.

Alkatiri mengakui ada segelin-tir orang yang mencoba menghancurkan Fretilin, ”namun mereka gagal.” Sebagai salah satu pendiri Fretilin pada 1975, Alkatiri yakin penguasaan Fretilin atas 55 kursi dari total 85 kursi yang ada di parlemen mampu mengamankan kelangsungan pemerintahannya hingga pemilu mendatang. ”Dukungan Fretilin semakin kuat, dan partai ini akan tetap menang dalam pemilihan umum 2007,” ia me-ne-gas-kan.

Sebenarnya, tak semua petinggi Fretilin berkiblat pada Alkatiri. Selain kelompok Alkatiri dan Luolo, ada faksi pembaharu, dipimpin Jose Luis Guterres, Victor da Costa, dan Vicente Maubosi. Menjelang kongres Fretilin ke-2, pada 18-20 Mei lalu, Menteri Pembangunan dan Pariwisata Abel Ximenes (dia mengundurkan diri dari jabatannya), mantan Duta Besar Timor Leste untuk Australia Jorge Teme, bekas Wakil Menteri Pekerjaan Umum Cesar Morreira, dan Sekretaris Negara Wilayah II Egidio de Jesus bergabung dengan jajaran pembaharu Fretilin. Tujuannya: memperjuangkan pandangan alternatif dalam Fretilin yang selama ini didominasi Alkatiri. Merekalah yang mungkin disebut Alka-tiri sebagai ”segelintir orang yang ingin menghancurkan Fretilin”.

De Jesus dan Luis Gu-terres menantang pa-sang-an Luolo dan Alka-tiri dalam pemilihan pre-siden dan sekjen par-tai dalam kongres lalu. Tapi, Luolo mengubah ang-garan dasar, anggar-an rumah tangga, dan tata tertib. Semula, untuk memilih pasangan pre-siden dan sekjen, pe-serta memilihnya dalam surat suara tertutup dan rahasia. Kemudian, cara pemilih-an berubah menjadi ter-buka, yaitu dengan meng-angkat tangan. Pa-dahal, semua peserta kongres adalah para men-teri, bupati, dan jajar-an dalam pemerintahan yang notabene tidak berani me-nen-tang Alkatiri—minimal—secara ter-buka. Alhasil, pasangan De Jesus dan Luis Guterres memilih mundur da-ri pencalonan dan kepengurusan par-tai. Mereka hanya melihat pro-ses pemilihan melalui televisi nasional Timor Leste.

Jika berpatokan pada kongres Mei dan pertemuan dua pekan lalu, tampaknya Fretilin sudah solid di belakang pemerintahan Alkatiri. Masalahnya, apakah kekukuhan di dalam par-tai itu dapat diarahkan untuk pe-nye-lesaian konflik atau tidak. ”Saya min-ta masyarakat kembali bersatu, be-kerja sama menciptakan persatuan nasional agar apa yang telah hancur dapat diperbaiki bersama-sama,” ka-ta Alkatiri. Mudah-mudahan benar de-mikian.

Bina Bektiati, Salvador Ximenes Soares, Jems Fortuna (Dili)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus