Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iran selalu penuh kejutan. Di te-ngah ancaman agar menghenti-kan proyek nuklir, negeri ini merenca-nakan membangun dua reaktor- nuklir baru berkekuatan 1.000 megawatt. Tender pembangunannya di-buka- untuk perusahaan domestik dan internasional, Juni ini. ”Semua negara punya kesempatan membangun konstruksi reaktor-reaktor nuklir baru di Iran,” ujar Wakil Kepala Organi-sasi Energi Atom Iran, Muhammad Saeedi, Sabtu pekan lalu. Namun, Saeedi tidak- menyebut lokasi reaktor yang akan dibangun.
Rusia yang sejak awal membantu pembangunan proyek nuklir di Iran, menyatakan tertarik pada tender baru tersebut. Saat ini Iran tengah menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir 12.500 megawatt di selatan pelabuhan Bushehr, yang akan selesai pada akhir 2007. Rusia juga terlibat dalam proyek tersebut.
Program kerja sama nuklir Iran sendiri dimulai pada 1957, dengan Amerika Serikat. Saat itu, Shah Muhammad Reza Pahlevi mulai berkuasa. Kemudian kerja sama itu menghasilkan pembentukan badan kajian nuklir yang disebut Pusat Atom di Universitas Teheran dua tahun kemudian. Di tahun yang sama, Iran mendirikan Pusat Riset Nuklir Teheran. Pada 1967, AS membantu pembangunan reaktor- -nuklir berkekuatan lima megawatt lengkap dengan teknologi pengayaan uraniumnya. Setahun kemudian Iran menandatangani traktat nonproliferasi nuklir. Pada 1970, Shah Reza Pahlevi merencanakan kerja sama dengan AS dan sekutunya, membangun 23 reaktor nuklir di seluruh negeri hingga tahun 2000.
Bushehr, reaktor nuklir pertama yang dibangun Iran pada 1975, untuk- memenuhi kepentingan energi listrik di Kota Shiraz. Kraftwerk Union, Siemens, dan Telefunken dari Jerman mendapat kontrak pembangunan reaktor senilai US$ 6 miliar (sekitar Rp 56 triliun). Pembangkit listrik tenaga nuklir berkekuatan 1.196 megawatt itu disubkontrakkan ke Thyssen-Krupp, dan selesai pada 1981.
Pada tahun yang sama, Menteri Luar Negeri AS Henry Kis-singer menandatangani National Security Decision Memorandum 292: kerja sama nuklir AS-Iran. Proyek itu juga bernilai- US$ 6 miliar dan saat itu Iran ma-sih mampu menghasilkan enam juta barel minyak per hari. Se-karang Iran hanya mengekspor- empat atau lima juta barel per hari.
Setahun kemudian, Presiden AS Gerald Ford menawari Teheran untuk membeli, membangun, dan mengoperasikan fasilitas proses ulang ekstrak plutonium dari bahan bakar reaktor nuklir. Dari dokumen rahasia yang ditemukan tim Presiden Ford dengan perusahaan AS, Westing-house dan General Electric terlibat dalam rencana pembangun-an industri energi nuklir Iran.
Namun, revolusi 1979 yang mem-bawa Ayatullah Khomeini- ke puncak kekuasaan meng-akhiri ”kemesraan” Iran de-ngan AS dan sekutunya. Menimbang peta politik Timur Tengah, keberadaan Republik Islam Iran langsung dinilai membahaya-kan kepentingan Barat dan Israel. Proyek Bushehr macet. Jerman minta Iran mengembalikan investasi. Hal serupa terjadi pada pembangunan reaktor nuklir di Darkhoin yang dilakukan Eurodiff, perusahaan patungan Prancis, Belgia, Spanyol, dan Swedia.
Kini Iran sudah mampu mengubah uranium menjadi konsentrat uranium- (yellow cake). Negeri Mullah ini juga te-ngah merampungkan pabrik -peng-ayaan uranium di Isfahan dan meng-upayakan pembangunan instalasi raksasa nuklir Natanz. Para ahli nuklir Iran juga mampu memba-ngun instalasi nuklir tenaga air ringan di Arak—sehingga sebenarnya Iran -tidak butuh bantuan teknologi ini, -seperti yang ditawarkan Uni Eropa.
Sampai saat ini ada 14 tempat yang sudah ditetapkan untuk -pembangunan reaktor nuklir. Iran tak akan berhenti melakukan riset dan mengembangkan nuklir. ”Tekanan membuat kami -tambah bertekad memajukan negeri kami de-ngan energi nuklir,” kata Saeedi.
Ahmad Taufik (Reuters, Irib, Wikipedia)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo