Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un

Korea Utara menghapus gambar Semenanjung Korea dari situs utamanya setelah Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai musuh

20 Februari 2024 | 19.25 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membaca buku saat mengunjungi pabrik industri lokal di Gimhwa-gun, Korea Utara, 7 Februari 2024, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea. KCNA via REUTERS
Perbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membaca buku saat mengunjungi pabrik industri lokal di Gimhwa-gun, Korea Utara, 7 Februari 2024, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea. KCNA via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menghapus gambar Semenanjung Korea dari situs utamanya setelah Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai musuh. Gambar ini telah dihapus dari situs Perdagangan Luar Negeri Korea Utara yang mempromosikan perdagangan dan investasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Antara, peta berwarna merah yang sebelumnya menjadi ikon di situs laman penerbit berbahasa asing DPRK juga dihapus. DPRK singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.

Apa Saja yang Dihapus?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Korea Utara juga menghapus frasa yang melambangkan Korea bersatu dari lirik lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan ini tidak memuat kalimat samcehonri yang berarti 3.000 mil yang mengacu panjang seluruh wilayah Semenanjung Korea, atau berarti sekitar 1.200 kilometer dari ujung utara Korea Utara ke pulau resor selatan, Jeju.

Dikutip dari Time, tindakan ini dilakukan setelah Korea Utara membatalkan reunifikasi atau penyatuan kembali dengan Korea Selatan sebagai tujuan utama. Kim Jong Un mengatakan dia tidak lagi melihat Korea Selatan sebagai mitra rekonsiliasi dan reunifikasi.

Pergeseran kebijakan ini mengakibatkan penutupan tiga lembaga pemerintah yang bertugas menangani unifikasi dan pariwisata antarKorea, Komite Reunifikasi Damai, Biro Kerja Sama Ekonomi Nasional, dan Administrasi Pariwisata Internasional Mount Kumgang.

Kim juga dilaporkan telah memerintahkan revisi terhadap konstitusi Korea Utara yang bertujuan untuk menghapus semua referensi. Itu mengenai reunifikasi damai dan persatuan nasional yang besar dari siaran, situs web, dan monumen milik Korea Utara.

Menanggapi hal ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menggambarkan keputusan tersebut sebagai anti-nasional dan ahistoris. Korea Utara dan  Korea Selatan telah melakukan gencatan senjata, namun bukan perjanjian damai sejak berakhirnya perang Korea yang terjadi pada  1950 hingga 1953.

Pada Januari 2024, stasiun penyiaran milik pemerintah Korea Utara menayangkan peta yang hanya menyoroti bagian utara Semenanjung Korea dengan warna merah. Ini langkah yang dipandang sebagai upaya menghilangkan referensi terhadap unifikasi. Belakangan stasiun penyiaran Jepang NHK melaporkan, Korea Utara telah menghapus frasa yang melambangkan Korea bersatu dari lirik lagu kebangsaannya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus