Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat gempuran udara oleh pasukan pemerintah Suriah di Ghouta Timur pada hari kelima meningkat menjadi 400 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga hak asasi manusia yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan serangan jet tempur yang didukung Rusia itu menewaskan sedikitnya 403 orang dalam sebuah serangan histeris, yang dimulai pada Ahad, 18 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas mengevakuasi korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran Kota Damaskus, 20 Februari 2018. Sebanyak 98 orang tewas dalam serangan ini. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
"Setidaknya, 403 orang tewas, termasuk 150 anak-anak, akibat gempuran jet tempur pasukan pemerintah Suriah dukungan Rusia. Hampir 2.120 orang cedera di Ghouta," kata Observatory, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat, 23 Februari 2018.
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Steffan de Mistura, mendesak semua pihak melakukan gencatan senjata. Hal itu dinyatakan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 22 Februari 2018.
Proses evakuasi korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran Kota Damaskus, 20 Februari 2018. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
"Situasi kemanusiaan di Ghouta Timur sangat memprihatinkan. Karena itu, perlu gencatan senjata untuk mengurangi tembakan mortir di Damaskus," ucapnya.
Dia menambahkan, gencatan senjata diperlukan untuk kepentingan bantuan kemanusiaan dan evakuasi atas korban konflik di Ghouta Timur. Peristiwa ini pengulangan terhadap kejadian di Aleppo, Suriah.