Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.

4 Oktober 2024 | 13.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah warga negara Indonesia atau WNI yang masih ingin bertahan di Lebanon usai serangan Israel ke wilayah negara itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Retno menegaskan bahwa para WNI tersebut tidak berniat untuk menolak evakuasi. Sebab, jelas Retno, mereka memilih bertahan karena mementingkan keselamatan keluarganya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebenarnya tidak menolak, ya, teman-teman. Jangan pakai kata 'menolak'. Kami mengevakuasi ada beberapa, yang dengan pertimbangan keluarga dan sebagainya mereka memilih untuk tetap tinggal di sana," kata Retno saat ditemui wartawan di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat pada Kamis pagi, 3 Oktober 2024.

Meski begitu, Retno tidak menyebutkan berapa jumlah WNI yang memilih bertahan di Lebanon secara spesifik. 

"Saya tidak hafal jumlahnya berapa, ya," tuturnya. 

Retno turut mengungkap proses evakuasi terhadap WNI di Lebanon sedang berlangsung usai serangan Israel ke Lebanon. Retno menyebut evakuasi WNI sedang dilakukan pemerintah melalui jalur darat. 

"Jadi yang dievakuasi kali ini adalah melalui darat," ujarnya. 

Retno menerangkan WNI yang sekarang sedang dievakuasi sudah berada dalam perjalanan menuju Indonesia. Sampai berita ini diturunkan, rombongan WNI yang dievakuasi itu sudah sampai Damaskus, Suriah, dengan selamat. Dari Suriah, mereka akan diterbangkan ke Indonesia.

Retno mencatat setidaknya 20-25 WNI ikut serta dalam evakuasi tahap ini. Dia belum bisa memastikan kapan rombongan WNI itu akan tiba di Indonesia karena sejumlah negara di kawasan Timur Tengah turut memberlakukan kebijakan buka-tutup perbatasan. 

"Jadi kami akan lihat. Pokoknya, kesempatan terakhir penerbangan dapat dilakukan tentunya akan kami lakukan (evakuasi). Lebih cepat lebih baik," ujarnya. 

Israel pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas.

Sejak Senin, 30 September 2024, serangan Israel yang gencar di seluruh Lebanon timur, selatan, dan di Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka. Pada awal minggu ini, kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.

Serangan intensif itu terjadi saat Israel mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon, setelah hampir setahun terlibat baku tembak lintas perbatasan dengan Hizbullah terkait perang Gaza. Hizbullah menyatakan mereka bertindak untuk mendukung sekutunya, yaitu Hamas. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus