Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gencatan Senjata di Gaza Hampir Tercapai lewat Perundingan di Qatar

Gencatan senjata Israel-Palestina diharapkan segera tercapai lewat perundingan di Qatar.

14 Januari 2025 | 19.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Utusan Amerika Serikat untuk koalisi memerangi kelompok radikal ISIS, Brett McGurk, mengundurkan diri. Sumber: Susan Walsh/AP/aljazeera.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para negosiator bertemu di Qatar pada Selasa, 14 Januari 2025 untuk menyelesaikan rincian rencana untuk mengakhiri perang di Gaza. Pertemuan di Doha itu digelar usai Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengindikasikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera akan segera terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Reuters, seorang pejabat yang mendapatkan arahan tentang negosiasi itu menyebutkan para mediator telah memberikan draf akhir perjanjian kepada Israel dan Hamas pada Senin lalu. Langkah itu dilakukan setelah "terobosan" tengah malam dalam pembicaraan di Doha yang dihadiri oleh utusan Biden dan presiden terpilih AS Donald Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang sumber Palestina yang dekat dengan pembicaraan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengharapkan kesepakatan tersebut akan diselesaikan pada Selasa jika semuanya berjalan dengan baik.

Utusan Trump yang baru untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan utusan Biden, Brett McGurk, telah menghadiri pembicaraan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Israel diwakili oleh David Barnea, direktur badan intelijen Mossad, dan Ronen Bar, direktur badan keamanan internal Shin Bet.

"Kesepakatan itu...akan membebaskan para sandera, menghentikan pertempuran, memberikan keamanan bagi Israel, dan memungkinkan kami untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan secara signifikan bagi warga Palestina yang sangat menderita dalam perang yang dimulai Hamas ini," kata Biden pada Senin, 13 Januari 2025.

Jika berhasil, gencatan senjata bertahap yang mengakhiri perundingan selama setahun itu dapat menghentikan pertempuran yang telah menghancurkan Gaza, menewaskan puluhan ribu warga Palestina, membuat sebagian besar penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal, dan masih menewaskan puluhan orang setiap hari.

Langkah juga itu pada gilirannya dapat meredakan ketegangan di seluruh Timur Tengah yang lebih luas, tempat perang telah memicu konflik di Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak serta menimbulkan kekhawatiran akan perang habis-habisan antara Israel dan Iran.

Hamas akan membebaskan sandera dari sekitar 100 orang yang masih ditawan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.

Pejabat yang mendapat pengarahan mengenai pembicaraan tersebut mengatakan teks untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera disampaikan oleh Qatar kepada kedua belah pihak di Doha.

Berdasarkan laporan Axios, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan keputusan berada di tangan Hamas. Dia dijadwalkan menyampaikan rencana pascaperang untuk Gaza pada Selasa. 

"Negosiasi mengenai beberapa isu inti mengalami kemajuan dan kami sedang berupaya untuk segera menuntaskan apa yang tersisa," ujar seorang pejabat Hamas.

Seorang pejabat Israel mengatakan tahap pertama kesepakatan tersebut akan mencakup pembebasan 33 sandera, termasuk anak-anak, wanita termasuk beberapa tentara wanita, pria berusia di atas 50 tahun, serta yang terluka dan sakit. Israel akan secara bertahap dan sebagian menarik sebagian pasukannya.

Sumber Palestina mengatakan Israel akan membebaskan 1.000 tahanan Palestina selama tahap pertama dan akan berlangsung selama 60 hari. 

Pertempuran Masih Berlangsung

Israel melancarkan serangannya di Gaza setelah pejuang yang dipimpin Hamas menyerbu perbatasannya pada 7 Oktober 2023. Menurut perhitungan Israel, serangan itu menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang sekaligus menghancurkan mitos bahwa negara itu tak terkalahkan.

Sejak saat itu, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 46.500 warga Palestina di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Hanya satu gencatan senjata yang telah dilakukan sejauh ini, yang berlangsung selama sepekan pada November 2023. Sekitar setengah dari sandera, termasuk sebagian besar wanita, anak-anak, dan pekerja asing, dibebaskan sebagai imbalan atas tahanan Palestina.

Kedua belah pihak telah berkomitmen pada prinsipnya selama berbulan-bulan untuk prospek gencatan senjata disertai dengan pertukaran sandera yang tersisa dengan tahanan.

Namun semua pembicaraan sebelumnya gagal karena langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya, dengan Hamas menolak kesepakatan apa pun yang tidak mengakhiri perang secara permanen. Sementara Israel mengatakan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibubarkan. 

Sementara itu, pertempuran terus berkecamuk, yang dalam beberapa bulan terakhir difokuskan di wilayah utara Gaza, tempat Israel mengklaim berusaha mencegah Hamas berkumpul kembali. Sementara Palestina menuding Israel berusaha mengosongkan zona penyangga secara permanen sebagai pembersihan etnis.

Serangan Israel terus berlanjut di seluruh kawasan itu.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan pada Selasa pekan ini bahwa serangan Israel menewaskan sedikitnya 27 warga Palestina dalam sehari terakhir, termasuk seorang jurnalis Gaza. Salah satu serangan itu menewaskan 10 orang di sebuah rumah di Khan Younis di selatan wilayah kantong itu. 

Serangan lainnya menewaskan sembilan orang di sebuah perkemahan tenda di Deir Al-Balah di Gaza tengah. Militer Israel tidak segera memberikan komentar.

Pelantikan Trump pada 20 Januari kini secara luas dipandang sebagai batas waktu de facto untuk perjanjian gencatan senjata. 

Trump mengatakan akan ada "neraka yang harus dibayar" kecuali para sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan sebelum ia menjabat. Biden juga menyerukan dorongan terakhir untuk mencapai kesepakatan sebelum ia lengser.

Blinken mengatakan para negosiator ingin memastikan Trump akan terus mendukung kesepakatan yang ada di atas meja, yang membuat kehadiran utusan Trump untuk Timur Tengah, Witkoff, di samping pejabat pemerintahan Biden menjadi "penting".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus