Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katolik terbesar di Semenanjung Arab yang bisa menampung 2.300 orang resmi dibuka di Bahrain. Lokasinya terletak 20 kilometer di selatan ibu kota, Manama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Katedral Our Lady of Arabia adalah gereja dengan bangunan modern yang dilengkapi kubah segi delapan, beberapa tingkat tempat duduk, dua kapel dan auditorium berkapasitas 800. Saat ini diperkirakan umat Katolik di Bahrain mencapai 80.000 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Perasaan kami luar biasa,” kata Uskup Paul Hinder. Ia pengawas Vikariat Katolik di utara Arab yang meliputi Qatar, Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi.
“Kami senang memiliki bangunan yang begitu indah dan luar biasa yang akan menjadi sorotan arsitektural di Bahrain,” kata Uskup Hinder. “Kami berterima kasih.”
Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa memberikan sebidang tanah seluas 9.000 meter persegi untuk pembangunan gereja tersebut sekitar 8 tahun lalu. Gereja diresmikan oleh wakilnya, Sheikh Abdullah bin Hamad Al Khalifa, pada hari Kamis.
Pembangunan gereja Katolik terbesar itu adalah bukti bahwa Bahrain merupakan wilayah yang amat toleran dengan agama lain sejak berabad-abad lalu. Saat ini Islam adalah agama mayoritas, namun Bahrain telah lama mengizinkan orang-orang dari agama lain beribadah dengan damai. Sebuah kuil Hindu didirikan di Bahrain sekitar 200 tahun yang lalu, sementara pada abad ke-19, sebuah misi Amerika diizinkan untuk membuka sebuah gereja di sana.
“Saya merasa gembira dan penuh emosi,” kata arsitek katedral Italia, Mattia Del Prete, melihat karyanya itu.
Saat ini, umat Katolik Bahrain sebagian besar adalah pekerja migran dari berbagai negara, terutama Filipina dan India. Bahrain juga merupakan salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki populasi Kristen lokal. Mayoritas dari mereka awalnya adalah orang Kristen Arab dari Timur Tengah dan berimigrasi ke Bahrain dari tahun 1930-an hingga 1950-an. Sekarang mereka memegang kewarganegaraan Bahrain.
Baca: Top 3 Dunia: Iran Sebut Bahrain Memalukan, Pemimpin Kudeta Guinea Jadi Presiden
THE NATIONAL NEWS